Mereka cocok memerankan peran ini dengan gaya bahasa kahas zaman dahulu kala dengan kalimat yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas jadi bahan perbincangan
"Playfully and artfully pays homage to pulp revenge drama from the80's anda 90's, but as a jury we were touched by the sensitive and subversive exploration of masculinity and femininity in a violent and macho world." Eliza Hittman, Jury President Locarno Film Festival 2021
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas telah tayang perdana di sebuah Festival film bergengsi di luar negeri bernama 74th Locarno Film Festival, tidak hanya itu saja Film ini langsung memenangkan penghargaan Golden Leopard 74th Locarno Film Festival. Sontak film ini heboh jadi bahan perbincangan di dalam negeri, akrena film ini menjadi film pertama yang berhasil memenangkan penghargaan di luar bagi Indonesia.
Film ini membuat rasa penasaran oleh para pecinta film yang ada di Indonesia. Tahun ini sangat banyak film Indonesia yang sangat bagus akan tayang di seluruh bioskop Indonesia. Sebut saja seperti film Yuni, Penyalin Cahaya, dan juga termasuk salah satunya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Finally kemarin tanggal 2 perdana tayang di seluruh bioskop tapi untuk pekanbaru sendiri ternyata hanya baru tayang di Cinepolis dan CGV Transmart.
Tanpa disangka ternyata bukan saya sendiri yang penasaran dengan film ini, ternyata banyak juga yang datang dan ingin melihat film ini sampai tuntas. Perasaan yang pertama selelsai menonton film ini sungguh luar biasa, dengan otomastis saya bertepuk tangan sendiri dalam mengapresiasi film bagus ini. Saya selalu melakukan hal itu setiap ketika selesai menonton film jika merasa puas dan senang dengan semuanya.
Film ini sungguh luar biasa, saya memberikan rating dalam film ini 9/10. Saya sangat suka dengan plot twist cerita yang susah ditebak, membuat berfikir dengan alur cerita yang menimbulkan rasa penasaran bagaimana jalan cerita film ini dibawa. Tambah lagi dengan lagu soundtrack yang mengisi film ini juara banget, alanan musiknya easy listening dan vibe lawas dan suasana era 80-annya dapat banget dan pokonya speechless saya untuk menggambarkan bagusnya film ini.
Saya termasuk salah satu penggiat literasi dan pengagum karya novel sastra dari Eka Kurniawan, saya tidak menyangka bahwa aka nada sebuah produksi film yang berani mengangkt novel dari sang penulis terkenal dengan dunia sensual dan kaya akan imajinasi yang sangat luar biasa serta bisa menggambarkan sebuah kejadian atau peristiwa emnajdi nyata.Â
Sebuah visual imajinasi penulis yang piawai dalam membangun emosi dan adrenalin pembacanya, setiap membaca karya beliau pasti tahu bagaimana merasakan kejeniusannya dalam merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang menggugah dan berisi makna tersirat penuh inspirasi.
Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh seluruh pecinta film di Indonesia, tapi saya tidak menyarankan untuk anak-anak dan remaja yang masih duduk dibangku sekolah untuk menonton film ini karena kategori film ini termasuk dalam rate Dewasa Makanya film ini dikasi rate 17+ keatas. Saya yakin film ini tidak ada di sensor sama sekali karena isi ceritanya unik dan menarik untuk disimak serta beda dari cerita film yang lain.
Film ini sudah bisa di saksikan diseluruh bioskop-bioskop tanah air Indonesia. Dukung terus dunia perfilman karya anak bangsa, siapa lagi yang akan mencintai dan menghargai karya anak bangsa selain kita seluruh rakyat Indonesia. Film ini recommended dan jika da pembaca kompasiana yang memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, atau memiliki tambahan pengalaman bisa ditulis apda kolom komentar ya.