Mohon tunggu...
Irfandy Dharmawan
Irfandy Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Mengarungi Samudra Hukum, berlabuh di Dermaga Filsafat, dan Berlayar di Lautan Politik. Seorang Sarjana Hukum yang sedang menambahkan cerita di Perpustakaannya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Diaduk atau Tidak Diaduk, Bubur dan Pilihan Hidup yang Tak Pernah Sederhana

10 Oktober 2024   22:48 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bubur Ayam Diaduk (Sumber: dokumentasi pribadi)

Setiap orang punya cara unik dalam menikmati buburnya, dan cara inilah yang membuatnya begitu menarik. Ada yang suka bubur diaduk hingga semua elemen menyatu, ada pula yang lebih suka membiarkan topping tetap terpisah, menjaga keaslian rasa setiap komponen.

Menariknya, pilihan cara menikmati bubur ini sering kali tidak hanya soal selera, tetapi juga membawa filosofi hidup yang lebih dalam. Bubur menjadi lebih dari sekadar makanan. 

Ia menjadi simbol pilihan, tentang bagaimana kita menghadapi elemen-elemen kehidupan yang ada di depan kita. Jadi, Rekomendasi Bubur terbaik bukan hanya tentang topping atau kuah, tetapi juga tentang bagaimana kita memandang hidup.

Filosofi Bubur Diaduk

Ilustrasi Bubur Ayam Diaduk (Sumber: dokumentasi pribadi)
Ilustrasi Bubur Ayam Diaduk (Sumber: dokumentasi pribadi)
Bagi mereka yang memilih bubur diaduk, ada filosofi yang menarik di baliknya. Mengaduk bubur tidak sekadar mencampur berbagai bahan, tetapi juga tentang menciptakan harmoni. 

Mereka yang suka mengaduk bubur sering kali adalah orang-orang yang percaya bahwa segala sesuatu dalam hidup harus dijalani bersama-sama. Seperti halnya saat kita mengaduk bubur, semua komponen seperti nasi, kuah, ayam suwir, kacang, hingga bawang goreng bercampur menjadi satu kesatuan rasa yang harmonis.

Dalam kehidupan, filosofi ini mencerminkan sikap yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan segala situasi. Orang yang suka bubur diaduk mungkin cenderung melihat hidup sebagai sebuah perjalanan yang penuh dengan campuran pengalaman baik dan buruk. 

Semua elemen harus dicampur dan dihadapi secara keseluruhan, tanpa ada yang terpisah. Mengaduk bubur seperti mengatakan kepada dunia bahwa kita siap menerima segala dinamika hidup, baik yang manis, asin, gurih, hingga pahit.

Bubur diaduk juga bisa diartikan sebagai simbol kerjasama, di mana semua elemen menyatu untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. Mereka yang suka mengaduk bubur mungkin lebih menghargai kebersamaan dan keharmonisan dalam menjalani hidup. 

Jadi, jika kamu termasuk tim bubur diaduk, bisa jadi kamu adalah tipe orang yang tidak takut menghadapi kerumitan hidup. Rekomendasi Bubur yang tepat untukmu tentu saja yang mengutamakan harmoni rasa dalam setiap gigitannya.

Filosofi Bubur Tidak Diaduk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun