Karena kecapean, usai shalat zuhur  aku tertidur pulas bersama tiga rekan sekamar lainnya hingga tiba waktu asar.
" adzan adzan, adzan..."
Seru kang Muk, mengagetkan semua anggota kamar. Â
Secepat kilat bergegas kami berwudhu, lalu tancap gas menuju masjid. ada yg lewat lift ada juga yang berlari lewat tangga. alhamdulillah kami masih dapat takbiratulihram imam meski berada di shaf paling belakang.
Begitulah. Selama di madinah fokus kami adalah shalat arbain. Kegiatan apapun kemudian dikondisikan agar tidak menggangu jadwal shalat arbain. Arba'in artinya 40. Yang dimaksud Shalat Arba'in adalah shalat fardu lima waktu di masjid Nabawi secara berjamaah  dalam delapan hari. Minimal jamaah haji Indonesia berkesempatan shalat fardu empat puluh kali di Masjid Nabawi.
***
Jika ada yang ingin merasakan sensasi indah dan nikmatnya shalat berjamaah, maka tak ragu lagi aku akan menyarankan dia untuk  tinggal di dekat masjid Nabawi Madinah. Masjid ini jamaahnya tak pernah sepi. Para jamaah haji dam umroh sudah berangkat mencari shaf terdepan sebelum adzan berkumandang. Tak jarang, meski sudah berangkat lebih awal, mereka tetap tidak kebagian shaf yang diharapkan. Apalagi di hari jumat kemarin, aku yang jam 11 baru berangkat, susah sekali mendapatkan shof kosong di ruang utama masjid. Aku lupa saran Pak Kyai agar di hari jumat segera ke Masjid sebelum jam sebelas. Padahal khutbahnya saja mulainya jam 1 siang.
Tidak mengherankan mengapa fenomena seperti itu terjadi, sebab di sana berkumpul ratusan ribu jamaah yang datang dari berbagai negara. Dan, semuanya seolah merasa khawatir tidak mendapatkan takbiratul ihram sang imam masjid An nabawi.
Sungguh indah kubayangkan jika masjid-masjid  dan mushola- mushola lain di dunia ini aktifitas jamaahnya seperti fenomena jamaah masjid Nabawi.
sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H