Terdengar nyanyian lirih yang keluar dari kamar. Kadang bergaung, menyulap ruang-ruang dalam rumah menjadi luas. Suara api yang membakar penggorengan ibu turut mengisi sebagai melodi. Lagu yang dinyanyikan, lagu anak SMA yang masih lugu-lugunya.
Adoon, berhenti dulu main gitarnya. Makan paginya sudah siap, Perintah ibu sekaligus menyudahi konser kepagian tersebut.
Masih pagi begini kok Ibu sudah rapi? Adon mengambil piring yang sudah disiapkan ibu.
Jangan kemana-mana, buat makan siang sudah Ibu siapkan. Ibu pulang agak malam hari ini, Ibu melahap sendok terakhirnya
Iya Bu, Adon juga lagi malas keluar kok.
Jangan lupa bunganya disiram. Oh iya, Rani kok lama tidak main kesini? Bukannya dia lagi libura, Don?
Adon hanya berdiam diri saat Ibu bertanya tentang Rani.
Yaudah Ibu mau berangkat dulu.
Hati-hati, Bu, Adon mencium tangan ibunya.
***
Seperti kesendirian sebelum-sebelumnya, Adon lebih sering menghabiskan sorenya untuk bermain gitar di pelataran rumah. Â Untungnya tidak ada tetangga yang protes mendengar suaranya, apa lagi memberi saran pada Adon untuk lebih baik berhenti bernyanyi. Kecuali Rani. Ya, kecuali Rani.