Mohon tunggu...
Ira AyuAnanda
Ira AyuAnanda Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa Kesehatan

tempat portofolio mahasiswa gabut

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Uji Wilcoxon: Metode Statistik Non-Parametrik untuk Analisis Data Berpasangan

14 Juli 2024   11:31 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:37 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia statistik, Uji Wilcoxon merupakan salah satu metode analisis yang sering digunakan untuk membandingkan dua sampel yang berpasangan atau pengukuran berulang pada sampel tunggal. Dikembangkan oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945, uji ini menjadi alternatif yang kuat untuk analisis data ketika asumsi normalitas tidak terpenuhi atau ketika bekerja dengan sampel berukuran kecil. 

Uji Wilcoxon juga dikenal sebagai Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed-Rank Test) adalah metode statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi dua variabel yang berpasangan. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan apakah ada perbedaan signifikan antara dua kelompok data yang berpasangan, dengan menguji hipotesis nol bahwa median perbedaan antara pasangan observasi adalah nol.

Uji Wilcoxon bekerja dengan prinsip perankingan perbedaan antara pasangan data. Metode ini tidak hanya mempertimbangkan arah perbedaan (positif atau negatif) seperti pada uji tanda, tetapi juga besarnya perbedaan tersebut. Hal ini membuat Uji Wilcoxon lebih sensitif dan informatif dibandingkan uji tanda sederhana.

Berbeda dengan uji parametrik seperti uji-t berpasangan, Uji Wilcoxon tidak mengasumsikan distribusi normal pada data. Asumsi utama yang diperlukan adalah:

a. Data berskala ordinal atau interval/rasio.

b. Sampel berpasangan atau berasal dari populasi yang sama.

c. Perbedaan antara pasangan dapat diurutkan.

Prosedur Uji Wilcoxon

Langkah-langkah dalam melakukan Uji Wilcoxon adalah sebagai berikut:

a. Hitung selisih antara setiap pasangan data.

b. Tentukan nilai absolut dari setiap selisih.

c. Urutkan nilai absolut dari yang terkecil ke terbesar.

d. Berikan peringkat pada nilai absolut yang telah diurutkan.

e. Kembalikan tanda positif atau negatif pada setiap peringkat sesuai dengan tanda selisih asli.

f. Hitung jumlah peringkat positif (T+) dan negatif (T-).

g. Pilih nilai T yang lebih kecil antara T+ dan T- sebagai statistik uji.

h. Bandingkan nilai statistik uji dengan nilai kritis dari tabel Wilcoxon atau gunakan nilai p untuk pengambilan keputusan.

Jika nilai statistik uji lebih kecil dari nilai kritis (atau nilai p lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditentukan, biasanya 0,05), maka hipotesis nol ditolak. Ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara dua kelompok data. Sebaliknya, jika nilai statistik uji lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol tidak dapat ditolak, menunjukkan tidak ada bukti cukup untuk menyimpulkan adanya perbedaan signifikan.

Kelebihan Uji Wilcoxon

a. Cocok untuk sampel kecil (n < 30).

b. Tidak memerlukan asumsi distribusi normal.

c. Lebih kuat daripada uji tanda karena mempertimbangkan besarnya perbedaan.

d. Dapat digunakan untuk data ordinal dan interval/rasio.

e. Relatif mudah dihitung dan diinterpretasikan.

Keterbatasan

a. Kurang kuat dibandingkan uji parametrik (seperti uji-t berpasangan) jika asumsi normalitas terpenuhi.

b. Tidak dapat digunakan untuk sampel independen (dalam kasus ini, gunakan Uji Mann-Whitney U).

c. Kehilangan beberapa informasi karena bekerja dengan peringkat, bukan nilai asli data.

Selain Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon untuk sampel berpasangan, terdapat variasi lain yaitu Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Rank-Sum Test), yang juga dikenal sebagai Uji Mann-Whitney U. Variasi ini digunakan untuk membandingkan dua sampel independen.

Dalam pelaporan hasil Uji Wilcoxon, penting untuk tidak hanya fokus pada nilai p, tetapi juga melaporkan ukuran efek. Salah satu ukuran efek yang umum digunakan adalah r = Z / N, di mana Z adalah nilai z standar dan N adalah jumlah total observasi. Ukuran efek memberikan informasi tentang besarnya perbedaan, yang sering kali lebih informatif daripada signifikansi statistik semata.

Uji Wilcoxon merupakan alat statistik yang kuat dan fleksibel untuk analisis data berpasangan, terutama ketika asumsi normalitas tidak terpenuhi atau ketika bekerja dengan sampel kecil. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, keunggulannya dalam menangani berbagai jenis data dan kemudahan interpretasinya membuatnya menjadi pilihan populer di berbagai bidang penelitian. Namun, seperti halnya semua metode statistik, penggunaan dan interpretasi Uji Wilcoxon harus dilakukan dengan hati-hati, mempertimbangkan konteks penelitian, ukuran sampel, dan tujuan analisis secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun