Mohon tunggu...
Irawaty Silalahi
Irawaty Silalahi Mohon Tunggu... Lainnya - Cerita yang semoga menginspirasi mereka yang membaca.

Suka bercerita dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petualangan Puput Pesut di Darat

13 Desember 2020   19:47 Diperbarui: 13 Desember 2020   19:51 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Parampampam ... parampampam ... tekdung-tekdung ... komprang-kompyaaaaang ...!" "Hahahaha ...!" mereka bernyanyi dan tertawa bersuka ria.

Bersama mereka menikmati jus jeruk, aneka kue, sambil bercerita ini dan itu seru sekali.  Puput memang sudah lama ingin merasakan bagaimana hidup di darat. Bukan hanya sekedar bermain yang kurang dari lima belas menit.  Puput ingin bisa berlama-lama di darat.

Menurut Puput, di darat kehidupan begitu meriah.

Setelah bersenda gurau, mereka sepakat pergi mengunjungi kebun bunga Labi Lebah.  Di sana Labi lebah sedang sibuk menempatkan aneka madu dari berbagai bunga di kebunnya. Labi lebah sangat berpengalaman mengurus bunga-bunga di kebunnya.

"Apakah aku boleh mencicipi madu kembang sepatu ini?" tanya Caca cacing penasaran.

"Tentu saja!" sahut Labi lebah sambil memberikan sesendok madu kembang sepatu merah kepada Caca cacing dan yang lainnya. Sambil duduk di taman bunga mereka menikmati madu dan mereka bercakap-cakap.

Labi lebah terkenal sangat murah hati, dia senang berbagi madu dengan teman-temannya. Tak heran, mereka menjuluki Labi lebah manis seperti madu, karena kebaikan hatinya.

Puput sangat menikmati pemandangan indah di kebun bunga Labi lebah yang penuh warna. Dia ikut membantu Labi lebah menempatkan madu-madu ke dalam botol untuk dibagikan kepada teman-teman baiknya.

Hati Puput girang bukan kepalang melihat begitu banyak warna bunga, daun, merasakan embusan angin yang lembut di pipinya, juga mencicipi aneka makanan darat dari teman-temannya. Selama ini Puput merasa jenuh dengan pemandangan keruh berlumpur dalam sungai. Maklum, tempatnya tinggal memang keruh, sepanjang musim hujan, karena lumpur.  

Tiba-tiba, Puput merasakan gatal di ekornya. Dia pikir, ini hanya terkena duri tanaman. Tapi, kemudian rasa gatal itu menjalar ke sekujur tubuhnya. Kulitnya mulai memerah, matanya perih, napasnya sesak, dan kepalanya pusing tujuh keliling. Seketika dunia nampak gelap gulita, dan  .... BRUK!! Puput ambruk ke tanah.  Cuaca daratan tidak cocok buat Puput.

Caca cacing menjerit  sampai rok panjangnya terlilit ranting pohon. Bangi bangau melompat kaget sampai topi hitam tingginya jatuh ke tanah. Wawa simpanse kaget sampai senar gitarnya putus. Labi lebah mendengung panik sampai madu di tangannya tumpah ruah ke tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun