"Apakah Lala tersinggung karena kita mengatakan tubuhnya bulat dan jalannya lambat?" kata Bili lebah keheranan.
"Bisa jadi, ya Bil ... " sahut Anti si semut.
"Hmm ... tapi, kaaaan .. apa yang kita katakan itu kenyataan, ya?!" ujar Bili lebah penasaran akan sikap Lala ulat yang ngambek.
"Mungkin, sebaiknya kita sekarang harus hati-hati, deh Bil kalau bicara ... sekalipun kita berteman sudah lama, bukan berarti perkataan kita bisa diterima begitu saja kan, oleh teman kita ... apalagi kalau dia sedang merasa sedih dan bersusah hati..." jawab Anti semut sambil memikirkan perkataannya yang mungkin menyakiti hati temannya, Lala ulat.
Hari demi hari berlalu. Dahan pohon tempat mereka biasa bersenda gurau sepi tanpa kehadiran Lala ulat. Hanya ada Bili lebah dan Anti semut saja. Â
Bili lebah dan Anti semut sudah berusaha datang ke rumah Lala ulat, untuk meminta maaf, kalau-kalau saja, Lala ulat sedih dengan perkataan mereka beberapa waktu lalu. Tapi sayangnya, Ibu Lala selalu mengatakan bahwa Lala ulat butuh waktu untuk menyendiri sejenak. Anehnya, raut muka Ibu Lala terlihat senang dan seperti tidak ada masalah sama sekali. Memang, sih ... Ibu Lala ulat memiliki paras yang cantik sekali di antara penghuni Taman Bantimurung.
Sampai suatu ketika, di pagi yang cerah, ketika Bili lebah dan Anti si semut sedang bersenda gurau, tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing di telinga mereka.
"Halllllloooo Bili ... Hallllooo Antiiiiii ....!!" sapa suara itu.
Dengan terheran-heran Bili lebah dan Anti si semut menengok ke arah suara ceria itu.
"Lalaaaaa....??!!" seru mereka bersamaan.
"Haaaah, gimana mungkin! Kamu Lalaaaa...???!!" Â seru mereka lagi dengan kagetnya.