"Madu kembang sepatu adalah kesukaanku!" lanjutnya lagi, sambil menghisap madu bekalnya dari rumah. "Sluuuurrrp ...enaknyaaaa!"
Keesokan harinyapun mereka bertemu di tempat yang sama. Dengan bekal yang sama pula. Tapi, ada yang berbeda hari itu.
"Lala... hmm .. kenapa hari ini kamu nampak  lebih bulat dari kemarin?" tanya Bili lebah kepada Lala.
"Iya, La ... sepertinya kamu ... terlihat lebih gemuk dan besar hari ini! Apa yang terjadi? Kamu makan daun sebanyak apa?" Anti si semut keheranan melihat tubuh Lala ulat yang membulat.
"Masak, siiiih?" seru Lala kaget.
"Bukannya, memang kita semakin hari harus semakin besar, ya? Kita kan sedang bertumbuh jadi dewasa ..." sahut Lala perlahan. Â Dia memang merasakan tubuhnya semakin membesar.
"La, kenapa kamu sekarang jalannya lambat?" tanya Bili lebah lagi.
"Sepertinya karena tubuhmu membulat maka jalanmu melambat, La!" Â seru Anti si Semut.
"Lala, kamu tidak selincah dulu lagi! Kamu bulat dan lambat!"kata Bili lebah.
Mendengar semua ucapan teman-temannya, Lala ulat merasa dirinya buruk. Dengan lesu karena dikatakan tubuh bulat dan jalan yang melambat, dia putar badan, pulang ke rumah. Tanpa sepatah kata perpisahan kepada teman-temannya.
Bili lebah dan Anti si semut melongok terdiam melihat kepergian teman mereka, Lala ulat.