Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia dengan fokus untuk mengakhiri berbagai masalah di dunia seperti masalah kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs memiliki 17 target tujuan dan 169 target yang terukur, yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Seluruh pemerintahan negara di dunia memiliki andil dalam pencapaian tujuan dan target-target SDGs (SDGs) .
Berdasarkan pertimbangan tersebut. pada 4 Juli 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ( SDG ) . Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bertugas menyusun dan menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) termasuk mengoordinasikan, fasilitas, monitoring dan evaluasi, pelaporan pencapaian tingkat nasional dan daerah termasuk sumber pendanaannya.
Peranan Pranata Humas sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan informasi dan kehumasan memiliki posisi strategis dalam mengkomunikasikan SDG sebagai program pemerintah kepada stakeholder di Indonesia. Tanpa manajmen komunikasi yang efektif di pemerintahan , pencapaian indikator SDG dikhawtirkan tidak akan tercapai sesuai harapan.
Informasi seputar SDG di Indonesia terbilang berjalan lamban , media- media di Indonesia membutuhkan kurang lebih delapan bulan atau hampir setahun untuk menginformasikan SDGs ke masyarakat . Lambatnya informasi dari media tersebut berdampak kepada keterlibatan masyarakat dalam pencapaian indikator SDG.
Apalagi kebanyakan berita dari media juga hanya menyebarkan informasi mengenai acara-acara seremonial bukan berita untuk menginspirasi atau menargetkan perubahan mental masyarakat (Irwansyah. 2018. “How Indonesia Media Deal with Sustainable Development Goals” ).
Hipotesa terhadap kebenaran dampak pemberitaan tersebut dapat dilihat dari peringkat SDG Indonesia . laporan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) menempatkan peringkat Indonesia di urutan ke-98 pada tahun 2016 kemudian menjadi ke-100 dari 157 negara pada tahun 2017 . Sementara pada tahun 2020, ranking Indonesia berada di urutan 101 dari 166 negara atau posisinya hanya di atas Myanmar dan Kamboja.
Transformasi Langkah Baru Iprahumas
Keterlibatan Iprahumas dalam arus pengelolaan informasi SDG 2030 menjadi sangat penting mengingat agenda pembangunan berkelanjutan merupakan parameter utama yang melekat dalam program – program pemerintah baik ditingkat pusat maupun kabupaten/kota.
Minimnya data atau informasi tentang keterlibatan Iprahumas dalam komunikasi pelaksanaan Agenda 2030 bisa dipahami karena tidak adanya cetak biru ( blue print ) yang mengatur tentang cara mengomunikasikan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 secara efektif kepada semua pemangku kepentingan.
Namun PBB dan Agenda 2030 memperjelas bahwa pentingnya peran pemerintah pusat dan daerah atas pelaksanaan komunikasi yang efektif dari SDG. dimana arus informasi dan peningkatan kesadaran berbagai pihak mengenai SDGs menjadi salah satu kunci utama dalam pelaksanaan agenda 2030 yang efekrif.
Jalur komunikasi ini harus ditempuh lebih terarah oleh Iprahumas, sehingga level-level yang paling dekat dengan masyarakat , media, serta kelompok pemangku kepentingan lainnya juga terinformasikan tentang prioritas SDG, diharapkan mereka terinspirasi untuk menjadi agen ‘perubahan di lapangan’ .
Bagaimana Iprahumas berkontribusi terhadap keberhasilan komunikasi SDG ? Jawabannya singkat , memulai melakukan kampanye publik yang efektif. Mulai mengkomunikasi kepada masyarakat umum memang bukan pekerjaan mudah, mungkin Iprahumas bisa menentukan fokus yang kuat pada kaum muda atau kelompok – kelompok tertentu tentang indikator – indikator SDG.
Beberapa alat komunikasi utama Kampanye Aksi meliputi:
· Platform digital – situs web khusus dan situs mikro yang menyediakan sumber daya, ruang untuk mitra untuk berbagi inisiatif mereka dengan gerakan global, dan media sosial.
· Teknologi baru – Realitas virtual dan media 360, Augmented Reality eksperimental
· Konten yang bersumber dari orang banyak – foto naratif dan serial film pendek yang meng inspirasi di daerahnya.
Beberapa contoh spesifik dari kegiatan kampanye SDG adalah MYWorld360, yang mengundang kaum muda di seluruh dunia untuk menjadi pencipta media 360º SDG dilakukan di Finlandia, Jerman, dan Islandia dimana mereka melakukan berbagai upaya untuk mengkomunikasikan SDGs dengan menggunakan berbagai platform dan jenis media, termasuk media tradisional. Lebih jauh, mereka juga melakukan survei untuk mengukur kesadaran tentang pengetahuan warganya tentang SDGs, apakah mereka pernah melihat SDG kampanye televisi, dll. Semua indikator ini menunjukkan peningkatan positif setelah kampanye di media ditayangkan.
Melihat studi kasus komunikasi SDG di beberapa Negara di atas, saya yakin Iprahumas akan mampu melakukan langkah baru yang transformatif terkait SDG.
( Irawati, alumni Jurusan Hubungan Internasional Universitas Riau )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H