Mohon tunggu...
Irawati
Irawati Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu ramah tangga tangguh

Ibu rumah tangga yang kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SDG 2030: Transformasi Langkah Baru Iprahumas ke Depan

27 Agustus 2021   21:15 Diperbarui: 27 Agustus 2021   21:22 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sustainable Development Goals (SDGs) 2030  merupakan  suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia dengan fokus untuk mengakhiri berbagai masalah di dunia seperti masalah kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs memiliki 17 target tujuan dan 169 target yang terukur, yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Seluruh  pemerintahan negara  di dunia  memiliki andil  dalam pencapaian tujuan dan target-target SDGs (SDGs) .

Berdasarkan pertimbangan tersebut. pada 4 Juli 2017, Presiden Joko Widodo   menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ( SDG ) . Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional bertugas menyusun dan menetapkan  Rencana Aksi Nasional (RAN)  termasuk mengoordinasikan, fasilitas, monitoring dan evaluasi, pelaporan pencapaian  tingkat nasional dan daerah termasuk sumber pendanaannya.

Peranan  Pranata Humas sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan informasi dan kehumasan memiliki posisi strategis dalam mengkomunikasikan SDG sebagai program pemerintah  kepada  stakeholder  di Indonesia. Tanpa manajmen komunikasi  yang efektif di pemerintahan  , pencapaian indikator SDG dikhawtirkan tidak akan tercapai sesuai harapan.

Informasi seputar SDG di Indonesia terbilang berjalan lamban , media- media di Indonesia membutuhkan kurang lebih delapan bulan atau hampir setahun untuk menginformasikan SDGs ke masyarakat . Lambatnya informasi dari media tersebut  berdampak kepada keterlibatan   masyarakat dalam pencapaian  indikator SDG.

Apalagi kebanyakan berita dari media juga hanya menyebarkan informasi mengenai acara-acara seremonial bukan berita untuk menginspirasi atau menargetkan perubahan mental masyarakat (Irwansyah. 2018. “How Indonesia Media Deal with Sustainable Development Goals” ).

Hipotesa terhadap kebenaran dampak pemberitaan tersebut dapat dilihat dari peringkat SDG Indonesia . laporan  Sustainable Development Solutions Network (SDSN) menempatkan peringkat Indonesia di urutan ke-98 pada tahun 2016 kemudian  menjadi ke-100 dari 157 negara pada tahun 2017  . Sementara  pada tahun 2020,  ranking Indonesia berada di urutan 101 dari  166 negara  atau posisinya  hanya di atas Myanmar dan Kamboja.

 

Transformasi Langkah Baru Iprahumas

Keterlibatan Iprahumas   dalam  arus pengelolaan informasi SDG 2030 menjadi sangat penting mengingat agenda pembangunan berkelanjutan merupakan  parameter utama  yang melekat dalam program – program pemerintah baik ditingkat pusat maupun kabupaten/kota.

Minimnya data atau informasi tentang keterlibatan   Iprahumas dalam komunikasi pelaksanaan Agenda 2030 bisa dipahami karena tidak adanya cetak biru ( blue print ) yang mengatur tentang cara mengomunikasikan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 secara efektif kepada semua pemangku kepentingan.

Namun PBB dan Agenda 2030 memperjelas bahwa pentingnya  peran pemerintah pusat dan daerah  atas pelaksanaan komunikasi yang efektif dari SDG.   dimana arus informasi dan peningkatan kesadaran berbagai pihak mengenai  SDGs menjadi salah satu kunci utama dalam pelaksanaan agenda 2030 yang efekrif.


Jalur komunikasi ini harus ditempuh lebih terarah oleh Iprahumas, sehingga level-level yang paling dekat dengan masyarakat , media, serta kelompok pemangku kepentingan lainnya juga terinformasikan tentang prioritas SDG, diharapkan mereka terinspirasi untuk menjadi  agen ‘perubahan di lapangan’ .

Bagaimana Iprahumas  berkontribusi terhadap keberhasilan komunikasi SDG ? Jawabannya singkat , memulai melakukan kampanye publik yang efektif. Mulai mengkomunikasi kepada masyarakat umum memang bukan pekerjaan mudah, mungkin Iprahumas bisa menentukan  fokus yang kuat pada kaum muda atau kelompok – kelompok tertentu tentang indikator – indikator SDG.

Beberapa alat komunikasi utama Kampanye Aksi meliputi:

· Platform digital – situs web khusus dan situs mikro yang menyediakan sumber daya, ruang untuk mitra untuk berbagi inisiatif mereka dengan gerakan global, dan media sosial.

· Teknologi baru – Realitas virtual dan media 360, Augmented Reality eksperimental

· Konten yang bersumber dari orang banyak – foto naratif dan serial film pendek yang meng inspirasi di daerahnya.

Beberapa contoh spesifik dari kegiatan kampanye  SDG adalah MYWorld360, yang mengundang kaum muda di seluruh dunia untuk menjadi pencipta media 360º SDG dilakukan di Finlandia, Jerman, dan Islandia dimana  mereka melakukan berbagai upaya untuk mengkomunikasikan SDGs dengan menggunakan berbagai platform dan jenis media, termasuk media tradisional. Lebih jauh,  mereka juga melakukan survei untuk mengukur kesadaran  tentang pengetahuan warganya tentang SDGs, apakah mereka pernah melihat SDG kampanye televisi, dll. Semua indikator ini menunjukkan peningkatan positif setelah kampanye di media ditayangkan.

Melihat studi kasus komunikasi SDG di beberapa Negara di atas, saya yakin Iprahumas akan mampu melakukan langkah baru yang transformatif terkait SDG.

 

( Irawati, alumni Jurusan Hubungan Internasional Universitas Riau )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun