Mengeja kemungkinan itu, seperti paduan gula kopi. Jaga, jangan sesal penuh prasangka. Nikmatilah putaran jam berdetak. Karena syukur itu, mahal jawabnya mudah pengucapannya.
Kemungkinan dijawab kemarin. Sejam lagi apa, dijawab syukur. Niatkan ini ibadah mulia. Karena sukses, bukan milik orang orang malas.
Berjuanglah wahai kesatria. Sekarang tetap sekarang. Mau tidurpun, lupa ini apa. Jadi nikmati saja, setiap detik bicara.
Sungguh cara mudah nolak rejeki adalah tolak semua kemungkinan. Biarkan kemungkinan jadi kembang merekah. Merayu siang malam untuk cuan. Mengeja kemungkinan, agar paham apa isi jawaban.
De Huize Sustaination, 18 Mei 2024
Ditulis untuk Seri Bicara dengan Lukisan 2