Manusia itu bisa lupa, bisa pikun. Jujur, peristiwa apa saja saat saya SMA, ternyata sudah sirna. Padahal kisah saya SMP masih bisa tersimpan dan didiskusikan dalam chat grub alumni. Kenapa demikian? Karena diwaktu SMP saya punya catatan kecil, sementara masa SMA sudah tidak.Â
Wal hasil saya tidak bisa nimbrung di grup chat SMA, karena selama tiga tahun tersebut saya lupa semuanya. Itulah arti penting menulis, sekalipun diary itu punya arti dan jadi bukti manusia memang bisa lupa dan pikun.
Sekarang, catatan saya bukan tulisan lagi, tapi saya simpan dalam wujud foto. Kemajuan android banyak membantu dokumentasi secara efektif dan kreatif. Belakangan, sebuah karya tulis saya diawali dari sebuah gambar. Saya membuat cover gambar untuk karya yang saya tulis.
Merdeka Menulis itu Licentia Poetica
Belajar, membaca dan berkarya adalah kunci. Buat apa tahu banyak hal, terus disimpan sendiri. Untuk apa coba? Sukses menulis adalah saat sebuah tulisan bisa menginspirasi banyak pihak. Seorang Tom Pires, penulis Suma Oriental adalah inspirasi bagi para sejarawan, karena berkat Tulisan Tom Pires, banyak fakta sejarah bisa digali paska Majapahit akhir.Â
Tom Pires sendiri malah tidak tahu kemanfaatan tulisannya dimasa dia masih hidup. Tulisan Tom Pires baru diketemukan ratusan Tahun sepeninggal beliau. Tulisan apapun pasti punya makna bagi peradaban manusia.
Takut menulis bukan alasan masuk akal karena yang tak masuk akal adalah mereka yang tak menulis. Menulis adalah rasa syukur atas segala nikmat. Untuk apa pintar, tapi disimpan sendiri. Dan menulis dalam tema apa adalah pilihan. Jadilah dirimu sendiri, dan kelak tunjukan pada anak cucu, link tulisanmu dimasa lalu. Jangan hanya cerita doang, tunjukan bukti jejak digitalnya. Jadilah dirimu sendiri, karena merdeka menulis itu Licentia Poetica
Malang, 26 September 2022
Ditulis oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H