Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Hari Ini 5 : Luluh Lantak

21 Juni 2022   21:12 Diperbarui: 22 Juni 2022   00:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri Puisi Hari ini 5 : Luluh Lantak 

 

Mungkin sekarang, sudah sadar.

Sudah menyesal, sudah dilupakan.

Dianggap tak penting, anggap tak ada.

Itu dulu, sekarang tidak. Beres.

Mungkin sekarang, butuhmu aku. Diriku.

Dengan alasan alasan kekinian. Tapi dulu?

Iya dulu? Kau omong apa? Ingat. Ingatlah.

Dulu itu fix, mau duakan aku. Hapus cinta.

Hapus syariat. Demi Dia. Untuk Dia.

 

Kau sudah obral murah kehormatanmu.

Gratis ditukar pilihan barumu itu.

Katanya dia lebih jago. Lebih hebat.

Ahli ibadah. Amalnya sundul langit. 

Tapi sekarang kenapa kembali padaku?

Kau pikir aku baik baik saja. Bisa dikibuli.

Pikun. Anggap perbuatanmu itu mulia.

Dipuji malaikat langit bumi. Apa iya?

Buktinya kita sengsara. Jadi benarkah itu?

Kita Tamat. Luluh lantak. Berhadiah duka.

Diteruskan hanya pelihara tangis.

Pelihara drama palsu, tipu diri. Pura pura.

Haruskah hidup sekali jadi sandiwara.

Sekarang itu sudah luluh lantak. Hancur.

Mempertahankan apa, jika hasilnya siksa.

Yang waras jelas, tolak. Ini bukan jahat.

Karena ini adalah pintamu sendiri.

Doamu Yang dikabulkan. 

Saat kau bahagia bersamanya.

Dulu enak bukan? Dan tertawa puas?

Sambil menghina aku? Iya bukan? Pasti!

Itu semua dicatat malaikat langit bumi.

Itu jijik. Cara binatang. Cara hewan.

Haruskah memaafkan hal terkutuk?

Kau permainkan kesucian Syariat Agama.

Tak bisa ditawar. Tak ada maaf.

Apa kau mau kembali setelah hina aku.

Remehkan imammu. Cara hewan laknat?

Lalu minta kembali. Apa maumu?

Luluh lantak. Tak ada jalan kembali.

Tak terima ulang yang sudah hina aku.

Cara hewan. Berani tanpa syariat. 

Dan gugurlah semua. Gugur.

Dan ini terjadi karena perbuatanmu.

Yang enak lezat, surga duniamu.

Malang, 21 Juni 2022

Ditulis oleh Eko Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun