Mohon tunggu...
Irawan Setiya Widodo
Irawan Setiya Widodo Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah SDN 1 Nglawak Prambon

Saya seorang Kepala Sekolah di sebuah SD Negeri di Kabupaten Nganjuk. Ingin mencoba mengasah kemampuan menulis artikel, dan berbagi ilmu walaupun sedikit. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2

4 Maret 2023   20:35 Diperbarui: 4 Maret 2023   20:42 2385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. modul 2.2, dok. pribadi

Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah catatan jurnal dari CGP yang wajib ditulis oleh CGP setiap 2 minggu untuk merefleksikan kegiatan yang telah dialamai selama 2 minggu pembelajaran dari guru penggerak. Jadi kalai ini saya akan mencoba menuliskan refleksi kegiatan latihan selama 2 minggu ini khususnya dari modul 2.2 . Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dalam hal ini saya akan menggunakan metode 4F yang diprakrsai oleh Dr. Roger Greenway yang mencakup 4 F yaitu Facts, Feelings, Finding dan Future.

  1.  Fact (Fakta)

Alhamdulillahirabbil 'aalamiin  saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya telah menyelesaiakn dan mempelajari modul 2.2 dengan bantuan Ibu Muara Suprapti sebagai fasilitator saya.

Pada Modul 2.1 ini saya Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran dimulai dengan diri sendiri pada tanggal 27 Februari 2023, dengan mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional agar :

  • CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.  

  • Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab 

  • Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE). 

  • Dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah. 

2. Feeling ( Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu  mempelajari modul 2.2, banyak sekali hal yang  dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.

Pembelajaran di awali dengan mempelajari apa yang dimaksud dengan pembelajaran sosial emosional, apa saja kompetensi sosial emosional. Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah menerpakan pembelajaran Sosial Emosiaonal di sekolahnya, tetapi memang belum spesifik dan belum mengerti istilah pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana memanejemen sebaik mungkin pembelajaran sosial emosional tersebut.

Banyak ilmu Pengetahuan  yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya dapat memanjemen sosial emosional, bagaimana menerpakan pembelajaran sosial emosional di sekolah.

3. Findings ( Pembelajaran)

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai  5 Kompetensi Sosial dan Emosional.

Kesadaran Penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional.

5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikut 

  • Kesadaran Diri (Self Awareness), 

  • Pengelolaan Diri (Self Management), 

  • Kesadaran Sosial (Social Awareness), 

  • Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),

  • Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making). 

Pengajaran Eksplisit

Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit  memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang  kompetensi sosial dan emosional  dengan cara yang sesuai  dan terbuka dengan keragaman budaya.  Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.  Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek,  acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin  untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.

 Integrasi dalam Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik

Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.   

Berikut adalah contoh RPP TK - SMP yang disusun untuk memberikan gambaran bagaimana  integrasi KSE dalam 3 bagian  Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:

  1. Pembukaan hangat: antara lain dengan memberikan kesempatan pada  murid untuk berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi, menciptakan rasa memiliki, dapat menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan emosional 

  2. Kegiatan inti yang melibatkan: antara lain dengan melakukan diskusi akademik, pembelajaran kooperatif,  pembelajaran berbasis proyek, refleksi diri dan penilaian diri, pemberian suara dan pilihan

  3. Penutupan optimistik: antara lain dengan refleksi, apresiasi, dan cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran

Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah

Indikator ketiga  dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah.

Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada  ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.   Sikap saling  percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid,  dan menumbuhkan  optimisme. 

Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Sekolah

penguatan kompetensi sosial dan  emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi salah satu indikator  penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kesempatan secara reguler untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat. 

Anak-Anak SDN 1 Nglawak-Prambon-Nganjuk_Jatim, dok. pribadi
Anak-Anak SDN 1 Nglawak-Prambon-Nganjuk_Jatim, dok. pribadi

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah: 

dok. modul 2.2, dok. pribadi
dok. modul 2.2, dok. pribadi

1. Memodelkan (menjadi teladan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan  dalam memodelkan kompetensi dan  pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Ini dapat meliputi:
   Menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas
   Menciptakan budaya mengapresiasi
   Menunjukkan kepedulian

2. Belajar: pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Kegiatan ini dapat meliputi:
   Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi
   Berkolaborasi di tempat kerja
   Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan  literasi budaya
   Mengembangkan pola pikir bertumbuh
   Memahami tahapan perkembangan murid
   Meluangkan waktu untuk melakukan self-care (perawatan diri)
   Mengagendakan sesi  berbagi praktik baik

3. Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Kegiatan  dapat  meliputi:
   Membuat kesepakatan bersama-sama
   Membuat komunitas belajar profesional
   Membuat sistem  mentoring rekan sejawat
   Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru 

Sekian. Terimakasih

Wassalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun