CGP yang wajib ditulis oleh CGP setiap 2 minggu untuk merefleksikan kegiatan yang telah dialamai selama 2 minggu pembelajaran dari guru penggerak. Jadi kalai ini saya akan mencoba menuliskan refleksi kegiatan latihan selama 2 minggu ini khususnya dari modul 2.2 . Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dalam hal ini saya akan menggunakan metode 4F yang diprakrsai oleh Dr. Roger Greenway yang mencakup 4 F yaitu Facts, Feelings, Finding dan Future.
Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah catatan jurnal dari Fact (Fakta)
Alhamdulillahirabbil 'aalamiin  saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya telah menyelesaiakn dan mempelajari modul 2.2 dengan bantuan Ibu Muara Suprapti sebagai fasilitator saya.
Pada Modul 2.1 ini saya Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran dimulai dengan diri sendiri pada tanggal 27 Februari 2023, dengan mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional agar :
CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Â
Dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawabÂ
Dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE).Â
Dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.Â
2. Feeling ( Perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu  mempelajari modul 2.2, banyak sekali hal yang  dirasakan. senang, sedih, bahagia, semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh murid-murid saya.
Pembelajaran di awali dengan mempelajari apa yang dimaksud dengan pembelajaran sosial emosional, apa saja kompetensi sosial emosional. Sebenarnya sebelum mempelajari modul 2.2 rata-rata CGP sudah menerpakan pembelajaran Sosial Emosiaonal di sekolahnya, tetapi memang belum spesifik dan belum mengerti istilah pembelajaran sosial emosional, dan bagaimana memanejemen sebaik mungkin pembelajaran sosial emosional tersebut.
Banyak ilmu Pengetahuan  yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya dapat memanjemen sosial emosional, bagaimana menerpakan pembelajaran sosial emosional di sekolah.
3. Findings ( Pembelajaran)
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah yang memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai  5 Kompetensi Sosial dan Emosional.
Kesadaran Penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional.
5 Kompetensi Sosial Emosianal diantaranya sebagai berikutÂ
Kesadaran Diri (Self Awareness),Â
Pengelolaan Diri (Self Management),Â
Kesadaran Sosial (Social Awareness),Â
Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).Â
Pengajaran Eksplisit
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit  memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang  kompetensi sosial dan emosional  dengan cara yang sesuai  dan terbuka dengan keragaman budaya.  Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.  Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek,  acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin  untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.
 Integrasi dalam Praktek Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik
Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani. Â Â
Berikut adalah contoh RPP TK - SMP yang disusun untuk memberikan gambaran bagaimana  integrasi KSE dalam 3 bagian  Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu:
Pembukaan hangat: antara lain dengan memberikan kesempatan pada  murid untuk berbicara, mendengarkan aktif, memungkinkan interaksi, menciptakan rasa memiliki, dapat menumbuhkan salah satu kompetensi sosial dan emosionalÂ
Kegiatan inti yang melibatkan: antara lain dengan melakukan diskusi akademik, pembelajaran kooperatif, Â pembelajaran berbasis proyek, refleksi diri dan penilaian diri, pemberian suara dan pilihan
Penutupan optimistik: antara lain dengan refleksi, apresiasi, dan cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran
Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah
Indikator ketiga  dalam implementasi pembelajaran sosial dan emosional adalah menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah.
Lingkungan yang memprioritaskan kualitas relasi antara guru dan murid adalah salah satu indikator utama dalam penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Kualitas relasi guru dan murid yang tercermin dalam sikap saling percaya akan berdampak pada  ketertarikan dan keterlibatan murid dalam pembelajaran.  Sikap saling  percaya akan menumbuhkan perasaan aman dan nyaman bagi murid dalam mengekspresikan dirinya. murid-murid akan lebih berani bertanya, mencari tahu, berpendapat, mencoba, berkolaborasi sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya secara lebih optimal. Selain kualitas relasi guru dan murid, lingkungan kelas yang aman dan positif juga dapat diciptakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman dan perbedaan, melibatkan murid,  dan menumbuhkan  optimisme.Â
Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Sekolah
penguatan kompetensi sosial dan  emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi salah satu indikator  penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kesempatan secara reguler untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat.Â
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah:Â
1. Memodelkan (menjadi teladan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan  dalam memodelkan kompetensi dan  pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Ini dapat meliputi:
  Menerapkan kompetensi sosial emosional  dalam peran dan tugas
  Menciptakan budaya mengapresiasi
  Menunjukkan kepedulian
2. Belajar: pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Kegiatan ini dapat meliputi:
  Membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi
  Berkolaborasi di tempat kerja
  Mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan  literasi budaya
  Mengembangkan pola pikir bertumbuh
  Memahami tahapan perkembangan murid
  Meluangkan waktu untuk melakukan self-care (perawatan diri)
  Mengagendakan sesi  berbagi praktik baik
3. Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Kegiatan  dapat  meliputi:
  Membuat kesepakatan bersama-sama
  Membuat komunitas belajar profesional
  Membuat sistem  mentoring rekan sejawat
  Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guruÂ
Sekian. Terimakasih
Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H