Mohon tunggu...
Anggi Irawan
Anggi Irawan Mohon Tunggu... peneliti -

Saya penikmat fotografi-travelling-dan dunia etnografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nyantri Harus Kudisan (Studi Scabies di Pesantren)

5 Januari 2016   16:02 Diperbarui: 5 Januari 2016   16:08 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita renungkan pesantren memang dibuat menjadi ajang limitasi membuat jarak dari dunia luar. Pesantren memiliki dunianya sendiri termasuk penyakit kudisan yang berkembang di dalamnya.

Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara penyakit kudisan dengan budaya pesantren. Namun pola budaya berkehidupan di lingkungan pesantren yang membentuk pola hidup tertentu menjadikan pesantren ladang subur untuk mewabahnya scabies. Sebenarnya bila dirunut mendalam penyakit scabies sangat erat hubungannya dengan sanitasi lingkungan dan kesebrsihan diri seseorang. Tidak perlu berhenti dengen memitoskan sebuah penyakit yang seakan-akan susah disembuhkan. Namun, lebih baik mencari titik penyembuhan yang mungkin dikerjakan. Penyakit ini sangat rentan menular dengan tungau yang berkuran sangat kecil mudah sekali beramburan di udara dan menempel di beberapa orang.

Dengan kemampuan bereproduksi dengan bertelur cukup cepat juga menjadi faktor utama tungau ini dengan mudahnya menyerang. Mata rantai perlu diputus dan mitos akan segera punah bila sebuah gerakan pembersihan serentak dilakukan. Todak bisa dilakukan secara parsial hanya beberapa orang, satu saja yang terkena scabies semua orang yang bermukim bersama harus melakukan tindakan penyembuah bersama dan membersihkan lingkungan serentak.

Penyakit ini tidak pandang bulu, apakah dia santri, atau kiai, atau juga di pesantren modern atau tradisional semua bisa tertular. Sebenarnya mudah untuk menggerakkan santri bekerja bersama, karena kiai dalam sebuah pesantren memiliki peranan sentral. Apa saja kata kiai pasti segera dikerjakan para santrinya. Dipandang dari sisi lain misalnya penyakit ini bisa diatasi, akhirnya mitos-mitos yang membentuk “sakral” sebuah pesantren akan turut runtuh pula, apa memang scabies yang turut menyumbang pada sakralnya dunia pesantren memang sengaja dipelihara kelangsungannya.

Namun, apakah di era modern sekarang ini masih mau kalah dengan kudis, kami jelajah mengajar mencoba menelisik lebih dalam perhal scabies. Melalui diskusi dan membuat materi poster pencegahan scabies, dengan metode belajar bersama, akan menciptakan self awarness pada santri untuk mengurangi kejadian scabies di pesantren mereka. anggi septia irawan/peneliti dan founder www.jelajahmengajar.com

 [caption caption="belajar berantas scabies"]

[/caption]

[caption caption="poster scabies karya santri"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun