Namun menurut para informan, gerakan otot-otot bibir para penyontek bisa berbeda satu sama lain, meskipun yang paling banyak adalah yang datar. Maka ekspresi kunci pada wajah dari penyontek adalah terletak pada mata, alis, dan kening mereka seperti yang telah diuraikan di muka.
Di akhir sesi wawancara, peneliti meminta para informan pengawas untuk memilih satu di antara tujuh ekspresi universal yang bersumber dari website Paul Ekman dan buku Matsumoto. Hasilnya, para pengawas ini menyatakan bahwa wajah mahasiswa yang mencontek lebih mendekati ekspresi contempt atau merendahkan. Menurut pengawas, ekspresi mereka jauh dari fear atau takut. Para pengawas ini juga menyatakan bahwa terkadang mereka enggan menegur karena wajah penyontek yang seperti menantang dan justru memandang rendah pengawas.
Gerakan yang menyertai
Para informan ini adalah mereka yang bisa mendeteksi upaya menyontek peserta ujian dengan melihat ekspresi wajah mereka, namun demikian menurut mereka ekspresi ini juga diikuti oleh bahasa tubuh yang dapat memperkuat pendeteksian.
Di antara beberapa bahasa tubuh yang paling umum  adalah: 1)Tangan kanan (tangan yang dipakai untuk menulis) memegang pulpen dalam posisi siap menulis tapi tidak menulis; 2) Tangan yang lainnya (yang tidak dipergunakan untuk menulis), tidak terlihat rileks di atas meja/alas menulis. Ini karena tangan inilah yang menjadi tumpuan utama untuk membuka bahan sontekan; 3) Gerakan refleks melindungi sontekan. Gerakan ini bergantung pada dimana sontekan diletakkan. Misalnya, bila sontekan diletakkan dibawah lembar jawaban, mereka akan menekan kuat lembar jawaban dengan telapak tangan, atau bila sontekan ada di paha mereka akan refleks menutup rok mereka.
Meski penyontek berusaha melakukan pengelolaan kesan dengan bergaya cool, calm, dan confident, namun pengawas tetap dapat menangkap perbedaan ekspresi bahasa nonverbal mereka dengan ekpresi normal peserta ujian lainnya. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dapat menangkap gambar visual ekspresi nonverbal karena keterbatasan alat/laboratorium untuk dapat memotret mahasiswa yang sedang menyontek. Perlu dilakukan sebuah penelitian lanjutan eksperimen dan observasi untuk mengupas perilaku menyontek ini. Bagaimanapun, menyontek adalah perilaku yang harus ditanggulangi untuk menciptakan insan-insan Indonesia yang bertanggung jawab. Artikel utuh penelitian ini dapat dibaca di Jurnal Komunikasi Universitas Riau dengan tautan : https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/view/4751 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H