Mohon tunggu...
Irah Fazaliya
Irah Fazaliya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jalan- jalan

Selanjutnya

Tutup

Love

Hati Hancur Berkeping-keping

19 Januari 2023   20:47 Diperbarui: 20 Januari 2023   11:56 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

" Ya sudah, tapi nanti tolong segera kasih khabar" kataku sambil menahan air mata. Entah mengapa aku merasa was-was dia pindah tugas ke Indramayu . Akhirnya dia pamit ke orang tuaku, dan janji akan segera kembali untukkku.

Beberapa minggu telah berlalu, sampai berbulan-bulan  Mas Hary tidak ada khabar juga. Akhirnya aku mencoba mencari tahu ke sahabatnya .

Siang itu selepas aku mengikuti kuliah terakhirku, aku mengunjungi tempat kontrakannya sewaktu di Cirebon, dengan keluarga di sana aku sudah seperti saudara sendiri. Seperti pada saat itu, aku langsung menghampiri Ema seorang ibu kost- an, dan sekaligus ibu dari sahabat Mas Hary.

Kami pun berbincang-bincang, Ema sudah tahu siapa aku. Seperti biasa aku disambut dengan hangat. Sambil menunggu sahabat Mas Hary  yang bernama Gibran. Menjelang sore hari Gibran baru datang. Kemudian aku pun ngobrol dengannya, dan menceritakan maksudku ke sana.

" Ya sudah De, nanti mas Gibran akan cari tahu di mana mas Hary mu berada, nanti sudah ada khabar mas akan memberi tahu.

 Seminggu sudah belum ada khabar dari mas Gibran, padahal aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan mas Hary, sambil ingin memberitahu kalau aku sudah lulus dan bulan depan aku di wisuda. Setelah meminta izin dari orang tuaku, aku kembali ke rumah mas Gibran, sepertinya mas Gibran menyembunyikan sesuatu.

" Mas Gibran, tolong aku antar aku ke sana hari ini, aku ingin menemuinya langsung dan memberitahu tentang wisuda ku ini langsung ke Mas Hary" kataku ke Mas Gibran.

" Ya sudah, kalau Ade maksa, mas akan antar ke Indramayu" jawabnya .

Akhirnya kami pun siap- siap dan dengan menggunakan bus, kami menuju ke Indramayu.

Tiba-tiba Gibran menyetop bus dan kami turun.

" De, tunggu di sini ya, mas akan telepon dulu ke kantornya" kata Mas Gibran dan dia langsung mencari wartel.  Sementara aku duduk di salah satu warung kopi yang tidak jauh dari wartel.  Tidak berapa lama Gibran sudah kembali lagi. Dan dia menyuruh aku untuk menunggunya. Katanya sebentar lagi mas Hary akan datang.  Sambil menunggu aku banyak bertanya, tapi aku merasa heran, mengapa mas Gibran menjawabnya sepertinya tidak semangat, padahal kalau kami ngobrol Gibran tidak seperti itu.  Dia orangnya ceria, dan kalau ngobrol walau lagi serius pasti ada  saja guyonannya. Tapi kali ini Gibran hanya sekedarnya saja menjawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun