Hati  Hancur Berkeping-Keping
Oleh Irah/ Pendidik SMPN 4 Maja, Kabupaten Majalengka.
Aku semakin tambah dekat dengannya sudah hampir 2 tahun, Â apalagi semenjak dia menyatakan keseriusannya untuk mempersunting aku. Masih aku ingat pertemuan pertamaku dengannya, yang tanpa sengaja di sebuah bus kota. Aku tidak menyangka, malah dia langsung berkunjung ke rumahku secara intens, sejak saat itu kami selalu bertemu. Dari seringnya kami bertemu, dia akhirnya menyatakan cintanya padaku.
Suatu hari seperti biasa dia ke rumahku, tiba-tiba dia bilang kalau dia minta maaf kalau dirinya tidak akan sesering ini ke rumahku.
" De, maafkan mas, kalau mas mungkin nanti akan agak lama tidak ke rumah Ade" katanya mengawali pertemuanku saat itu.
" Memangnya mengapa mas?' kataku sambil menatapnya dan merasakan keherananku karena selama ini dia selalu menemuiku.
" Kebetulan De, mas dipindahkan tugas ke Indramayu dan mas mesti menyesuaikan diri dulu"
" Terus kapan mas akan ke sini lagi?'tanyaku
" Segera setelah mas tahu di tetapkan di daerah mana-mananya, jadi mas harap Ade harus sabar menunggu mas, nanti setelah Ade beres kuliahnya mas akan segera menikahi Ade" katanya meyakinku
Aku diam saja, mendengar penjelasannya  sambil termenung.
" De, percayalah mas tidak mungkin meninggalkan Ade, percayalah. Lagian mas  juga kan sudah menitipkan Ade ke orang tua, masa mas harus hianati kepercayaan itu " katanya meyakinkanku sambil tersenyum.