Namun baru hari kedua Ramadhan, stok kue toples sudah menipis. Adik dan teman2 arisannya minta 1 doz isi 12 toples. Adik bungsu, gegara gencar apload foto makan kukis, teman2nya jadi penasaran sama nasar dan coklat pita buatan saya. Kue yang ada sudah berganti cuan. Ditambah yang PO untuk diambil pertengahan Ramadhan, terus bertambah dan menumpuk. Semua harus disyukuri, Alhamdulillah.
Padahal saya menawarkannya hanya ke kerabat dekat, sahabat dan saudara2. Niat awal saya mulai gencar berlatih buat kue kering juga untuk konsumsi sendiri. Karena sudah banyak yang tahu rasanya, makin banyak testimoni. Beberapa orang merekomendasikan ke tema2nya. Orderan saya jadi tambah jumlahnya.
Tips Terampil dan Mahir
Mengingat lagi, memasak adalah keterampilan. Sebelum percaya diri buka PO kue lebaran, maka saya harus upgrade kemampuan sampai mahir dulu. Membuat kue lebaran bukan hal baru. Tapi sudah bertahun2 saya tidak praktik membuatnya dalam jumlah banyak. Khawatir saya tidak memiliki cukup kesabaran dan ketelatenan.
Jaman SLTA dulu, saya sering menemani ibu atau tante membuat kue lebaran. Resep dari pendahulu itu saya simpan dalam catatan usang. Namun berbekal resep warisan saja tidak cukup. Jaman sekarang banyak macam kue kering yang rasanya super enak. Untuk menghasilkan kue enak saja atau super enak, ini cost produksinya juga berbeda. Lantas bagaimana yang ingin kukis enak tapi ekonomis? Ini yang butuh sedikit strategi.
Saya harus berkali2 melakukan uji coba sampai ketemu rasa yang patent dari dapur saya. Setiap ada kesempatan dan waktu luang saya uji coba dan koreksi resep. Saat uji coba saya melibatkan anak2. Baking bersama anak2 adalah hal paling menyenangkan. Bisa sambil belajar dan bermain. Meski butuh kesabaran ekstra. Namun yakinlah, saat itu akan jadi qulity time yang sangat istimewa.
Hasilnya membahagiakan semua orang di rumah. Kami bisa berekreasi dan berkreasi di dapur. Tetap membersamai anak2 bermain sembari menangguk cuan. Karena setelah terampil, saya menjadi percaya diri mengemas produk untuk dijual.
Jadi terampil saja, tidak cukup menjual. Harus mahir, jeli dan kreatif pula.
Kemahiran skill penting untuk kualitas produksi. Rasa yang paten di produk yang kita jual akan mengikat deria rasa pelanggan dengan memori indah saat lebaran. Harapannya, setiap ada hari istmewa, pelanggan akan mencari lagi produk kita.
Untuk mendapatkan rasa yang tepat, saya tidak hanya berbekal resep warisan atau resep copas dari cheff tersohor di bidang kue kering. Saya butuh waktu berkali2 untuk uji coba resep lama. Bongkar pasang formula, hingga ketemu resep dengan rasa yang diminati hampir segala segmen. Anak2, remaja hingga orang dewasa.