Seiring dengan perkembangan pesat dunia digital dan kebutuhan masyarakat akan transaksi non-tunai yang cepat dan praktis, kartu uang elektronik seperti Flazz Card dari BCA semakin populer di kalangan pengguna di Indonesia. Kartu yang awalnya dikenal sebagai alat pembayaran untuk tol elektronik ini kini telah berkembang menjadi solusi pembayaran serbaguna, mulai dari transportasi umum, belanja di berbagai merchant, hingga pembelian parkir. Namun, tahukah kamu bahwa meskipun Flazz Card semakin banyak digunakan, kartu ini tidak memberikan keuntungan besar bagi BCA sebagai bank penerbitnya? Jahja Setiaatmaja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), mengungkapkan bahwa investasi yang dikeluarkan oleh BCA untuk pemeliharaan Flazz Card lebih tinggi daripada keuntungan yang didapat.
“Flazz Card itu hebat dari segi marketing, promosi hebat, tapi cuannya? Zero, Pak. Betul, itu Flazz Card nggak ada cuannya buat kita. Investasinya jauh lebih tinggi daripada margin yang kita dapat dari Flazz Card,” ujar Jahja saat menjadi pembicara pada forum Fortune Indonesia Summit (FIS) di Jakarta, Rabu (15/03/2024).
Meskipun demikian, meski kartu elektronik tidak memberikan keuntungan yang besar, BCA tetap mempertahankan penerbitan kartu ini. Lantas, apa yang menjadi alasan bank tetap mempertahankan Flazz Card meskipun secara finansial belum memberikan hasil yang signifikan? Artikel ini akan membahas berbagai faktor yang mendorong bank untuk tetap menerbitkan kartu uang elektronik seperti Flazz, serta manfaat strategis yang didapat dari keberadaan kartu ini.
1. Peningkatan Citra Digital dan Penguatan Posisi Pasar
Dengan menyediakan layanan kartu uang elektronik, bank dapat meningkatkan citra digital mereka dan memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam transformasi digital di sektor perbankan dan pembayaran. Hal ini sangat penting untuk menarik pelanggan yang lebih muda dan lebih melek teknologi, yang lebih suka menggunakan sistem pembayaran non-tunai.
Pengguna kartu uang elektronik cenderung lebih sering berinteraksi dengan aplikasi mobile banking atau digital banking, yang membuka peluang bagi bank untuk menawarkan produk-produk keuangan tambahan atau layanan terkait, seperti pinjaman, tabungan, atau asuransi. Ini bisa mendatangkan keuntungan dalam bentuk penjualan produk lain dan peningkatan loyalitas nasabah.
2. Pendapatan dari Penerbitan Kartu
Sebagian bank mengenakan biaya untuk penerbitan kartu uang elektronik, seperti Flazz. Meskipun biaya ini relatif kecil per kartu, volume penerbitan kartu yang tinggi dapat menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi bank.
Selain itu, ada juga pendapatan dari biaya transaksi setiap kali pengguna mengisi ulang (top-up) saldo kartu mereka. Pengisian ulang dapat dilakukan melalui berbagai saluran seperti ATM, mobile banking, internet banking, atau gerai-gerai tertentu. Biaya transaksi dari top-up ini menjadi salah satu sumber pendapatan bagi bank penerbit.
3. Pendapatan dari Transaksi Merchant (Interchange Fee)
Walaupun kartu elektronik biasanya digunakan untuk transaksi mikro, bank penerbit tetap bisa mendapatkan interchange fee (biaya transaksi yang dibayar oleh merchant) ketika kartu digunakan di merchant-merchant yang menerima pembayaran menggunakan uang elektronik.
Semakin banyak merchant yang menerima pembayaran dengan kartu uang elektronik, semakin besar potensi bank untuk mendapatkan biaya transaksi ini. Hal ini terutama berlaku di sektor ritel dan transportasi, di mana semakin banyak layanan yang berpartisipasi dalam sistem pembayaran non-tunai.
4. Keuntungan dari Saldo yang Mengendap
Salah satu keuntungan yang mungkin tidak terlihat langsung adalah saldo mengendap di kartu uang elektronik. Beberapa pengguna mungkin tidak langsung menghabiskan seluruh saldo yang ada di dalam kartu mereka, yang berarti bank penerbit bisa mendapatkan keuntungan dari dana yang mengendap di akun tersebut.
Bank dapat memanfaatkan dana yang tidak digunakan untuk investasi jangka pendek atau penempatan dana lainnya, meskipun jumlahnya tidak sebesar dana yang ada di rekening tabungan atau deposito. Dana yang mengendap ini memberikan peluang bagi bank untuk memperoleh penghasilan tambahan dari penggunaan dana tersebut.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Uang Tunai
Kartu uang elektronik juga memainkan peran penting dalam mengurangi ketergantungan masyarakat pada uang tunai. Bank yang menerbitkan kartu uang elektronik membantu mempermudah sistem pembayaran non-tunai yang semakin diterima luas. Hal ini secara tidak langsung menguntungkan bank karena mendorong pengguna untuk lebih sering menggunakan mobile banking atau aplikasi terkait yang dikelola oleh bank.
Dengan semakin banyaknya transaksi yang dilakukan secara non-tunai, nasabah cenderung akan lebih terbuka untuk membuka akun baru atau menggunakan lebih banyak layanan digital bank yang memungkinkan transaksi lebih cepat dan efisien. Selain itu, kebiasaan menggunakan kartu elektronik juga membuka peluang bagi bank untuk memperkenalkan produk-produk perbankan lain kepada nasabah.
Meskipun keuntungan langsung dari penerbitan kartu uang elektronik seperti Flazz Card tidak sebesar yang diharapkan, keuntungan strategis yang didapat oleh bank sangat besar. Keberadaan kartu uang elektronik ini membantu bank memperluas ekosistem digital mereka, meningkatkan keterlibatan nasabah, serta mempersiapkan mereka untuk era cashless society yang semakin maju. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, kartu elektronik menjadi lebih dari sekadar alat pembayaran — ia menjadi bagian dari upaya bank untuk terus relevan dan bersaing di era digital ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI