Mohon tunggu...
Ira Ardila
Ira Ardila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel ini saya buat untuk berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan menuangkan rasa dalam kata. ingin menggunakan tinta yang sudah Allah sediakan untuk menulis ilmu pengetahuan yang tidak ada habis-habisnya. Saya bukan pengingat yang baik, maka setiap kata yang ditulis adalah alarm terbaik untuk saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kesempatan Kedua ke Ujung Barat Indonesia

3 September 2023   07:19 Diperbarui: 3 September 2023   07:33 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya dengan penolakan itu, aku mencoba menuliskan pengalaman-pengalamanku lewat tulisan di blog kompasiana. Aku beryukur tulisanku bisa dibaca secara luas, ya.meskipun tulisanku belum terlalu bagus. Tapi aku yakin, tulisan bagus itu karena banyaknya latihan dan masukan. Aku beryukur, saat ada perlombaan kisah inspiratif di Aceh pengalamanku bukan hanya didengar tapi juga mendapatkan penghargaan juara 2 lomba kisah inspiratif se Nasional di Aceh. Alhamdulillah.

Saat namaku dipanggil sebagai pengumuman juara, aku bahagia karena teman-temanku turut menghadiri acara puncak itu untuk memberikan dukungan kepadaku. Selebrasi kemenanganku terasa sempurna dengan kehadiran mereka, terima kasih banyak yaa, karena telah menemaniku di saat aku mengikuti lomba sendirian saat kampus lain mendelegasikan mahasiswanya lebih dari satu. Meski aku berangkat sendiri, aku tetap bahagia karena rasanya aku memiliki keluarga di sana, aku ingin mengucapkan terima kasih banyak karena sudah ada. Dengan adanya malam puncak, maka menandakan kepulanganku ke kampung halaman akan semakin dekat.

Pagi harinya, seluruh finalis Bersiap berangkat fieldtrip ke Takengon, sebuah daerah yang terkenal dengan kopi dan hawa dinginnya di Aceh Tengah. Aku tidak lagi penasaran dengan tempat itu, sebab aku sudah merasakannya saat PMM. Namun, aku tetap semangat karena duduk bersama orang-orang yang penuh atensi. Orangnya saja yang beda, tempatnya tetap sama. 

Memang tidak bisa kita pungkiri, bahwa dalam perjalanan hidup kita akan menemukan banyak orang yang kehadirannya akan memberikan Pelajaran atau pengalaman. Api unggun yang menyala membuat suasana berkemah semakin terasa. Kami duduk di atas tikar ditemani pop mie sambil bercerita tentang pengalaman masing-masing. Kota dingin itu, kini terasa hangat. Malam yang larut membuat energi kami juga semakin larut, kami tidur ke tenda yang telah dibagikan perkelompok.

Pagi harinya setelah sholat subuh, kami masih di dalam tenda yang terbuka sambil melihat danau laut tawar yang sangat luas yang dikelilingi kabut tebal, terdapat dataran tinggi yang mengelilingi danau laut tawar itu sehingga suasana pagi sangat indah untuk dinikmati bersama. Kabut itu semakin memudar karena arunika semakin memancarkan cahayanya. 

Siang harinya, kami siap-siap untuk pulang ke kota Lhokseumawe, hari itu adalah hari terakhir aku di Aceh, itulah sebabnya saat pulang dari Takengon, tepatnya sore hari, sekali lagi untuk terakhir kalinya aku menikmati laut Aceh, duduk sebentar pada batu-batunya, mendengarkan deburan ombak yang saling berkejaran untuk terakhir kalinya. 

Tak terasa aku juga dikejar waktu, mobil travel yang akan mengantarkanku akan segera datang, aku pun diantarkan oleh temanku ke tempat kumpul para finalis untuk pulang. Seperti matahari yang sudah tenggelam, aku pun hilang dari pandanganmu dibawa mobil yang semakin menjauhkan menuju kota Medan.

Mobil travel itu dinaiki oleh aku, ka Anggi yang bersal dari Purwokerto, ka Ika yang memiliki tante di Medan, ka Dwi dan bang Akram dari IPB. Ka Anggi, ka Dwi dan Bang Akram langsung menuju bandara di Medan sejak subuh, sedangkan aku diajak ka Ika ke rumah tentenya di Medan. 

Aku ikut tawaran ka Ika karena jadwal penerbanganku masih sangat lama yaitu sekitar jam 3 sore, akan sangat membosankan jika aku hanya duduk sendiri di bandara Kuala Namu Medan karena itulah aku menerima tawaran ka Ika. Aku disambut oleh tantenya yang sangat ramah, aku diajak sarapan bersama, tak lama aku tidur untuk melepas lelah. 

Aku bersyukur karena selalu dipertemukan dengan orang-orang baik. Awalnya hanya ingin menginjakkan kaki kedua kalinya di Aceh, tapi lagi-lagi Allah selalu baik memberikanku kesempatan menginjakkan kaki di Medan bertemu dengan keluarga yang sangat baik sekali. Saat ke halaman rumahnya, aku berucap dalam hati "Oh...begini rasanya kota Medan".

Setelah dzuhur, aku siap-siap untuk berangkat ke terminal bus menuju bandara Kuala Namu. Awalnya aku ingin memesan mobil online, namun ternyata tantenya ka Ika ingin mengantarkanku ke terminal, akhirnya kami berangkat menuju terminal bus. Setelah sampai, aku turun kami berpelukan untuk berpisah, meski baru kenal beberapa saat saja, rasa kekeluargaan itu sudah terasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun