Rasanya lumayan mengobati kerinduan pada daerah yang dulu aku jejaki karena rasanya tidak mungkin bisa kembali lagi ke daerah yang rasanya jauh di ujung negeri. Namun, ternyata Tuhan mendengar doa doaku, ada informasi perlombaan yang diadakan oleh Universitas Malikussaleh yaitu Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional dan Internasional UBC (PKMNI UBC) 2023.
 Info tersebut aku dapatkan dari temanku, dia mengirimkannya di grup dan ngetag namaku 'Ra, katanya mau ke Aceh lagi, ni ikutan', aku yang awalnya rebahan langsung duduk dengan mata yang tepaku 'hah beneran ini'. Namun, rasa tidak percaya diri ada dalam diri, apakah aku bisa lolos menjadi finalis dan dapat undangan ke Aceh, mengingat aku juga belum berpengalaman lomba offline apalagi sampai ke luar pulau.Â
Namun, aku tetap ingin mencoba dan segera membuat naskah kisah inspiratif. Kisah inspiratif tersebut aku ambil dari pengalalmanku mengabdi di daerah pelosok selama satu bulan.Â
Berbekal pengalaman pengabdian, pengolahan kata yang menyentuh hati, juga berbekal kerinduan akhirnyaaaa ...di pekan ke dua bulan Juni adalah pengumuman, aku lolos menjadi finalis. Alhamdulillah.
Satu langkah telah aku lewati, langkah selanjutnya yaitu aku memikirkan dana untuk keberangkatan. Aku hanya memiliki dana 500 ribu, itu pun aku dapatkan dari hasil juara 3 lomba Kreativitas Mahasiswa kategori gagasan futuristik di awal Juni lalu.Â
Aku mencoba menghubungi pihak jurusanku, namun karena ada beberapa kesibukan akhirnya tertunda. Hari Sabtu tanggal 19 Juni aku harus sudah berangkat, namun sudah hari Kamis pun aku masih belum mendapatkan kepastian akan dibiayai atau tidaknya oleh kampus.Â
Oleh pihak jurusanku aku diarahkkan untuk menghubungi beberapa orang di kemahasiswaan univ. Rasanya aku hampir menyerah dengan waktu yang sudah mepet sedangkan pada birokrasi kampus harus melalui tahapan-tahapan yang cukup lama.Â
Aku bingung harus menemui siapa, saat itu sedang musim hujan kondisiku juga sedang kurang sehat, kepalaku rasanya berat namun aku harus tetap ke kampus pusat untuk meminta kejelasan. Aku berangkat menggunakan angkot, namun orang yang ingin aku temui sedang tidak bisa ditemui, akhirnya aku pergi lagi dengan tangan kosong.Â
Rasanya aku ingin menyerah saja, lelah dioper kesana kemari namun tak mendapatkan jawaban pasti. Malam harinya, aku mendapat kabar bahwa proposal pendanaanku di acc oleh univ, sontak aku berteriak di dalam kosan sendiri, entah harus berbagi kebahagiaan ke siapa, teman-teman kosanku sedang pulang ke rumahnya masing-masing.Â
Aku merasa di hari-hari perjuanganku mendapatkan dana dari kampus aku dibuat seperti menaiki rollercoaster, kadang dibuat down kadang dibuat senang hingga berteriak. Pagi harinya, aku ke kampus pusat menemui bidang kemahasiswaan dan keuangan univ. Tapi ternyata, aku hanya mendapat biaya tiket pulang pergi saja, untuk biaya travel dan registrasi lomba belum tercover, saat itu perasaanku campur aduk antara bahagia juga bingung harus mendapatkan kekurangan dana 1,5jt dari mana.Â
Kata pihak kampusku, aku termasuk mahasiswa yang beruntung sebab dengan waktu singkat dapat dana. Aku bersyukur, Allah memudahkanku dengan kenikmatan rollercoasternya. Kekurangan dana tersebut, akhirnya dibantu oleh sponsorship seseorang yang ada di fakultasku, MasyaAllah orang baik semoga dilancarkan rezekinya.