Mohon tunggu...
iqlimaa
iqlimaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa hukum tatanegara

Konten favorit saya yaitu tentang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

peningkatan perilaku seksual non-normatif di indonesia

16 Desember 2024   23:59 Diperbarui: 17 Desember 2024   01:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tse2.mm.bing.net/th?id=OIP.wv9Np0U7iaST8feSPT_vsgHaE5&pid=Api&P=0&h=220

Norma-norma sosial dan budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dan berperilaku dalam hal seksual. Lingkungan keluarga, teman, atau media juga dapat berperan dalam membentuk persepsi dan perilaku seksual.

d.  Faktor Sosial dan Pendidikan Seksual

Kurangnya pendidikan seksual yang sehat dan tepat bisa menyebabkan ketidaktahuan tentang batasan-batasan seksual yang sehat dan menghormati orang lain. Pengaruh teman sebaya atau media sosial juga dapat mempengaruhi individu untuk mengeksplorasi perilaku seksual non-normatif.

e. Faktor Kondisi Kesehatan Mental 

 Gangguan seperti disforia gender, kecemasan, atau gangguan kepribadian tertentu bisa memengaruhi orientasi dan perilaku seksual seseorang.

f. Pengaruh Media dan Teknologi 

Paparan terhadap media yang memperlihatkan berbagai jenis perilaku seksual, terutama yang tidak sesuai dengan norma sosial, bisa mendorong individu untuk mengeksplorasi perilaku yang tidak konvensional atau non-normatif.

g. Eksplorasi Seksual dan Identitas 

Sebagian orang mungkin terlibat dalam perilaku seksual non-normatif sebagai bentuk eksplorasi atau pencarian identitas seksual mereka. Ini bisa terjadi dalam konteks eksperimen dengan fantasi atau perilaku yang lebih beragam.

Perilaku seksual non-normatif di Indonesia meningkat, dipengaruhi faktor biologis, psikologis, sosial, budaya dan pendidikan seksual. Fenomena ini menimbulkan perdebatan antara penerimaan dan penolakan, terutama dari perspektif agama, HAM dan hukum.

Tentunya kita bisa meminimalisir hal tersebut. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Kholisotin & Fithriyah (2017), menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan karakter yang berlandaskan nilai-nilai syariat agama pada generasi milenial efektif dapat mencegah perilaku LGBT (perilaku non-normatif) karena Hal ini tentu bisa dicegah dengan meningkatkan dan memperkuat SDM kita agar lebih aware dengan adanya budaya yeng menyimpang dari nilai-nilai bangsa dan agama. Pendidikan karakter adalah proses dan bukan tujuan. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus tetap dilaksanakan untuk menjadi pelindung bagi generasi muda kita dari perubahan yang akan terjadi masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun