Bagi para orangtua yang bekerja, mereka bisa saja menganggap ini hal sepele. Tapi, guru dan pengasuh di Day Care tersebut harus bekerja overtime menunggu para orangtua menjemput anaknya.
Keterlambatan ini hampir terjadi setiap hari. Padahal, ada semacam perjanjian tak tertulis (social contract), di mana seharusnya orangtua mengerti untuk datang tepat waktu, dan harusnya merasa bersalah ketika datang terlambat.
Dalam studi ini, Uri Gneezy dan Aldo Rustichini ingin membuktikan apa penyebab orangtua datang terlambat, seberapa besar intensitasnya, dan bagaimana mengurangi intensitas tersebut.
Mereka memasukkan sampel day care yang diteliti ke dalam dua kategori. Kelompok A tak diberi perlakuan khusus. Kelompok B memberlakukan aturan denda setiap sepuluh menit keterlambatan.
Lalu, apakah apakah orangtua jadi datang tepat waktu?
Nyatanya tidak.
Angka keterlambatan justru malah meningkat setelah day care kelompok B memberlakukan denda. Satu jam, dua jam, hingga empat jam. Ternyata, denda mengubah social contract tadi menjadi market norm.Â
Semua berubah menjadi traksaksional. Para orangtua jadi hitung-hitungan, karena merasa sudah bayar denda, mereka berhak untuk terlambat.
Ini bisa saja terjadi karena mungkin dendanya tak seberapa, atau pekerjaan lain yang menyebabkan mereka terlambat memiliki future value yang lebih tinggi ketimbang ongkos denda.
Para orangtua tak lagi merasa bersalah ketika datang terlambat hingga berjam-jam. Social contract kalah oleh market transaction.Â
Akhirnya, peneliti mencabut aturan denda di day care kelompok B. Apakah situasi jadi membaik?