Nama:Iqbal Syahputra
Dosen pengampuh:Vera Sardila S,pd M. Pd
Abstrak.Â
Adolescents are in the period of searching for identity which encourages them to have a high sense of curiosity, want to stand out and have their existence recognized. However, on the other hand, teenagers experience emotional instability so they are easily influenced by friends and prioritize group solidarity. More and more teenagers are trapped in a pattern of promiscuous sex because of the various influences they receive from friends, the internet, and environmental influences in general. As strong as a teenager's mentality is not to be tempted by a promiscuous lifestyle, if they are constantly tempted and are in a condition where they are very free from control, of course one day they will be tempted to do it. The impact of promiscuity leads to deviant activities such as free sex, criminal acts including abortion, drugs, and the development of sexually transmitted diseases (STDs). This research was conducted to find out about the meaning of sexual relations before marriage which is currently widespread among teenagers and how much free sex practitioners among teenagers understand about sexually transmitted diseases (STDs). This research uses a qualitative research type using the theory of Symbolic Interactionism and Health Behavior. Researchers used five teenagers who live in the city of Malang as informants in this research. The meaning of free sex has shifted, where free sex was previously considered taboo by society and especially teenagers, now free sex is no longer considered taboo or is considered normal by teenagers who have had sex before marriage. The values in the peer group which consider free sex to be a normal thing, then these values will also become the values held by teenagers. Even though the informants' knowledge is very minimal about STDs, at least they know the various types, symptoms and treatment methods even though they don't know the details of the disease. Using safety equipment and also checking your personal health at a medical level is one of the informants' health behaviors to avoid contracting STDs. Keywords: Adolescents, Free Sex, Sexually Transmitted Diseases.Â
Pendahuluan
Remaja adalah mereka yang berada dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, masa remaja merupakan tahapan perkembangan yang dinamis dan mengalami banyak  perubahan dan permasalahan dalam kehidupan remaja. Stuart, 2013 mengemukakan bahwa perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental, sosial dan emosional. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan didefinisikan sebagai  keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang lengkap  dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Definisi ini lebih lanjut menjelaskan bahwa kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan. Kesehatan mental juga erat kaitannya dengan kesehatan fisik dan perilaku.
PEMBAHASAN
A. Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Pada Remaja
      Kebanyakan orang dengan masalah kesehatan mental berada di usia remaja. Pada masa remaja, fase perkembangan mulai beranjak menuju dewasa. Perubahan emosi yang dimiliki membuat remaja berusaha untuk mengelola semua emosinya dengan baik, namun tetap gagal mengelolanya dengan baik sesuai dengan kematangan untuk mengelola emosinya sehingga mengalami tekanan dan ketegangan emosi.
      Di masa remajanya, ia mulai mencari cara untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Cara berpikir dan berperilaku baru mulai muncul. Jika tidak ditangani dengan benar, itu mengarah pada depresi. Depresi remaja sangat rentan karena disebabkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, juga tindakan kekerasan oleh orang tua atau orang disekitarnya, perundungan atau kurangnya teman, dan pelecehan seksual. Itu juga bisa terjadi sejak usia dini. Akibat bentuk ini, remaja menjadi trauma dan sensitif. Karena segala pengaruh yang diberikan oleh orang sekitar mempengaruhi seseorang dan bisa tetap tertutup selamanya.
      Jika sebagai orang dewasa ia masih mengalami frustrasi atau kecemasan, mungkin saja ia memiliki suatu masalah di masa kecilnya yang menyebabkan kepribadiannya berubah atau berdampak buruk padanya di masa dewasa. Namun bisa juga ia memiliki masalah yang muncul di masa dewasa, seperti masalah di tempat kerja, rumah, keluarga dan keuangan. Pemikiran yang dewasa jauh lebih bijak dalam menghadapi masalah mereka. Namun, jika masalah tersebut tidak ditangani dengan kepala dingin, maka akan sulit dicari jalan keluarnya. Semua masalah yang muncul harus dihadapi dengan tenang dan dengan keyakinan bahwa ada jalan keluar dan pelajaran yang bisa ditemukan di setiap masalah. Karena hidup di dunia, setiap orang pasti menghadapi masalah.