Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Nasib PNS Bila Perannya Diganti oleh Robot?

20 Januari 2020   15:04 Diperbarui: 20 Januari 2020   15:08 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini para ASN terkenal tidak upgrade teknologi, jangan heran ada begitu banyak yang tidak bisa mengoperasikan komputer atau mengirim email. Ini yang membuat pekerjaan jadi begitu lamban dan bahkan tidak mampu melayani masyarakat dalam waktu cepat. Pekerjaan yang bisa hitungan menit malah terabaikan hingga beberapa minggu.

Memang apa itu eselon dari siapa saja yang ada di tingkatan tersebut?

Sekilas mengenai eselon, itu merupakan jabatan struktural yang ada di sebuah lembaga pemerintah. Sejak berlakunya Undang-undang No. 5 Tahun 2014 mengenai Aparatur Sipil Negara. Pemerintah pun kini sudah melakukan studi dan mencoba mengaplikasi teknologi pada birokrasi. Pilihan yang harus bersaing atau berkolaborasi dengan Robot AI adalah Eselon III dan IV. Jumlah ASN di seluruh Indonesia tergolong besar, menurut data BPS hampir 4,4 juta di tahun 2019 dan angka itu bisa bertambah karena di awal tahun 2020 akan diadakan tes penerimaan CPNS.

Memang jumlah yang diterima sebagian besar mengganti ASN yang pensiun, tapi jumlah itu tergolong besar dibandingkan anggaran yang pemerintah keluarkan. Cara menekan biaya adalah memangkas sejumlah eselon dan membuat kerja ASN makin efektif dan fleksibel.

Sebagai gambaran nyata dari badan kepegawaian, jumlah ASN terbagi dalam beberapa eselon. Mulai dari yang terendah eselon IV sebanyak 186 ribu, eselon III sebanyak 52 ribu, eselon II sebanyak 9.400, dan tentunya eselon I sebanyak 286 ASN.

Angka paling besar jelas tergambar yaitu eselon III dan IV yang mencapai 238 ribu ASN. Mengganti atau membantu pekerjaan mereka dengan Robot AI. Tujuan pemerintah tak semata-mata menggantikan atau mengistirahat ASN di level ini. Pemangkasan jabatan membuat keputusan jadi lebih singkat dan cepat.

Segala kelebihan Robot AI di dunia birokrasi
Di era digital peran mesin sangat dibutuhkan dalam kerja manusia, mesin bisa bekerja lebih cepat dan tepat. Bahkan minim kesalahan kerja, sesuatu yang sangat umum dan lumrah manusia lakukan. Mesin dibuang dengan persentase kesalahan yang sangat minim dan bisa diatur dalam sistem. 

Manusia mungkin melakukan kesalahan dari yang sifatnya kecil sampai yang sangat fatal. Berakibat ada banyak pihak yang dirugikan. Di sinilah peran mesin unggulan dan kesalahan yang manusia lakukan tidak ditoleransi lagi.

Mesin pun makin berkembang pesat, mungkin pembaca pernah mendengar Machine Learning. Ilmu turunan dari AI yang membahas cara kerja mesin untuk semakin belajar, ia akan semakin pintar dan cekatan dalam menangani masalah. Ini sangat membantu beragam masalah birokrasi jadi lebih cepat dan mudah. Proses membuat surat, memasukkan data dan perhitungan dijamin akurat hingga 100%.

Lalu Robot AI bukan hanya sebatas aplikasi tapi berupa device berwujud. Ia siap melayani selama kantor pelayanan buka. Tak peduli itu waktu istirahat yang sering diabaikan manusia. Tanpa perlu tunjangan dan paling perawatan berkala yang tak seberapa. Jauh lebih besar dibandingkan dengan tunjangan ASN dari kesehatan, keluarga, dan segudang tunjangan lainnya.

Proses kepengurusan misalnya saja mengurus KK, KTP, atau kepengurusan lainnya tak lagi repot. Robot AI akan memproses dan bahkan memberi petunjuk pada andai. Segala masalah sudah diketahui dalam sistem dan bagaimana penanganannya. Modalnya saja hanya Internet of Things (IoT) dan algoritma di dalam Robot AI tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun