Terakhir yang paling krusial adalah minim praktik korupsi atau penyalahgunaan anggaran. Ini yang sering ditemui di setiap instansi masih marak dan bahkan dilakukan secara terang-terangan. Pada dasarnya manusia punya banyak kebutuhan sehingga tak jarang melakukan tindakan tersebut, beda dengan Robot AI yang sudah di program sejak awal tetap kompeten.
Jadi harus pilih yang mana?
Memang di awal proses penggunaan Robot AI menyerap banyak anggaran negara, tapi seiring dengan berjalannya waktu biaya itu akan tertutupi karena kinerja birokrasi meningkat, proses pelayanan semakin baik, dan tentu saja kebocoran anggaran berkurang.
Bagaimana Nasib ASN di Indonesia
Tenang dan tak perlu tak atau bahkan mengancam pemerintah. Manusia tetap manusia dan konsep memanusiakan manusia tetap ada, meskipun sebagian pekerjaan sepele akan dialihkan pada robot. Khususnya di sejumlah jenjang eselon III dan IV akan melibatkan Robot AI.
Tidak ada ASN yang dipecat atau diistirahatkan karena teknologi, jumlah tetap sama tapi proses birokrasinya dialihkan ke teknologi. Artinya proses yang selama ini lama dan berbelit-belit jadi lebih mudah dan cepat. Masyarakat tak perlu menunggu berjam-jam atau berhari-hari hanya karena proses kepengurusan sepele.
Saya kasih contoh nyata seperti kepengurusan izin usaha bagi UMKM. Ada begitu banyak UMKM yang enggan atau kecewa berurusan dengan birokrasi berlapis. Melelahkan ia, para pelaku UMKM harus datang ke sejumlah instansi hanya itu selembar izin melelahkan tadi. Tak jarang ada pungli yang membuat si pemilik usaha harus menanggung beban.Â
Adanya teknologi seakan mengurangi itu semua dan bahkan pelaku UMKM tak perlu menunggu lama lagi. Ia tak harus pergi ke jumlah kantor hanya sebuah izin, cukup dilayani Robot AI dan segala surat atau izin yang ia perlukan bisa selesai dengan cepat.
ASN yang berada di eselon III dan IV tak perlu berkecil hati atau takut tersingkir. Peran manusia tetap sangat penting khususnya kolaborasi dengan teknologi. Bahkan bisa belajar banyak dalam proses pengoperasian atau bahkan konsep kerjanya. Selama ini ASN identik tidak upgrade teknologi, ide pemerintah memasukkan teknologi seakan membuat ASN harus upgrade ilmu.
Seberapa Siapkah Indonesia Menerapkan AI di Birokrasi?
Teknologi punya cara sendiri dalam menyelesaikan masalah dan sejumlah instansi pemerintah di dunia ada yang telah menerapkannya. Khususnya dalam hal pelayanan publik, semakin baik pemerintah dalam mengurusi urusan publik berbanding terbalik dengan kinerja pemerintah.
Cara pemerintah dalam meningkatkan itu semua dilakukan dengan integrasi teknologi. Alasannya karena teknologi memberikan kecepatan ketepatan, dan bahkan kenyamanan. Sesuatu yang kadang sulit manusia lakukan, sekaligus kekecewaan pemerintah pada kinerja pada ASN di setiap negaranya.
Ini sama halnya dengan kekecewaan pemilik pabrik pada buruhnya beberapa tahun lalu. Mereka punya segudang tuntutan dan keluhan tapi minim kinerja. Tak jarang jadi beban berat perusahaan, mau tak mau pemilik usaha menggantinya dengan teknologi. Bahkan mengurangi pekerjaan buruh yang dinilai minim kreasi dan sifatnya berulang. Robot melakukan lebih baik dan cepat, bahkan bekerja sepanjang hari tanpa henti. Omzet meningkat dan perusahaan untuk, sesuatu yang sulit ia dapatkan dari buruh.