Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Apa Jadinya Bila Internet di Indonesia Dibatasi?

28 Mei 2019   16:02 Diperbarui: 28 Mei 2019   16:27 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mencoba berandai-andai bila Indonesia melakukan pembatasan aplikasi internet dari luar negeri. Ada sejumlah negara yang melakukan cara tersebut, umumnya mereka punya paham sosialis sehingga negara punya peran besar dalam aktivitas warganya. Tiongkok, Korut, Vietnam hingga Kuba melakukan hal seperti itu.

Negara yang paling besar pastinya Tiongkok yang melakukan dan sudah tergolong punya arsitektur teknologi sangat baik, berbeda dengan ketiga negara lainnya. Berbicara mengenai teknologi, Tiongkok sangat maju dan punya segalanya. Mulai dari aplikasi sosial media dan mesin pencari lokal. Urusan perangkat teknologi, mulai dari perangkap elektronik seperti ponsel hingga layanan jaringan mereka punya.

Layanan miliki Google, sosial media kepunyaan Facebook (WhatsApp dan Instagram) bahkan hingga iPhone sangat sulit ditemukan di sana. Layanan yang masyarakat kenal seperti Weibo (menyerupai Facebook), Wechat (menyerupai WhatsApp dan Instagram), Sina Weibo (menyerupai Twitter) hingga QQ. Urusan hiburan dan mesin pencari, sudah ada Youku Tudo (menyerupai Youtube) dan tentu saja Baidu Tieba selaku Google Made in Tiongkok.

Andai saja hal serupa terjadi di Indonesia, pastinya berdampak ekonomi yang sangat besar di awalnya. Selain rugikan para pengguna hingga konten kreator yang bermain di sana, sedangkan penyedia layanan tersebut juga mengalami kerugian. Alasannya karena Indonesia bak lahan basah dari pengguna layanan mereka dan platform luar negeri. Saat itu baru 130 juta pengguna Indonesia yang menggunakan internet, masih ada separuh lainnya belum mendapatkan akses internet secara kontinu.

Sisi lainnya bila internet Indonesia dibatasi dari layanan asing berdampak pada layanan milik anak negeri. Mungkin saja ada anak negeri yang membuat mesin pencari sendiri, instant messaging sendiri hingga layanan musik dan video sendiri khas lokal. Satu keuntungan karena dengan ini banyak pengembang lokal dan startup lokal terbantu dengan lahirnya platform sosial media dan bahkan pencari lokal yang didukung langsung oleh pemerintah. Meskipun di awalnya harus berdarah-darah dan harus mengejar perkembangan platform milik luar negeri.

Bila pengguna masih yang sulit beralih dan senang platform luar, VPN dan DNS jadi pilihan meskipun harus rela mencari jalan jauh buat sebatas akses. Tidak masalah karena kebebasan internet milik semuanya, asalkan tidak melanggar hukum dan punya efek buruk bagi penggunanya.

Pembatasan internet nyata memang mengerikan tapi satu sisi merangsang pemain lokal andai itu benar terjadi. Lagian seruan netizen yang sangat deras terkadang membuat pemerintah menyerah, terbukti pada proses pembatasan internet beberapa hari lalu jadi buktinya.

Akhir kata, pembatasan internet terjadi karena niatan pemerintah fokusnya dalam memerangi hoaks, tidak lebih dari itu. Alasannya karena semuanya dimulai dari bawah yaitu budaya akar rumput dari budaya literasi di jagat digital, budaya kritis dalam menanggapi setiap informasi, budaya berdiskusi dengan pikiran sehat. Bila semuanya sudah tergapai berhasil diterapkan, sudah pasti setiap individu akan skeptis terhadap hoaks yang datang.

Semoga postingan ini menginspirasi kita semua dan silakan komentarnya di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun