2. Bidang Otomotif
Di era Revin 4.0 jumlah permintaan otomotif tetap tinggi, ada banyak perusahaan terkemuka negeri yang disegani di ASEAN. Walaupun sebagian besar hasil dari proses perakitan karena bahan baku masih impor. Nilai ini sangat besar apalagi banyak pelanggan yang mulai beralih ke arah kendaraan listrik (EV).
Indonesia punya peluang besar karena pengembangan mobil listrik sedang berkembang pesat dalam menggantikan bahan bakar fosil. Bila jeli melihat peluang ini, Indonesia bisa jadi produsen kendaraan listrik tersebar di dunia.
Saya ingat beberapa tahun lalu ada pengembang mobil listrik karya anak bangsa buatan Ricy Elson yaitu Tucuxi pada seri pertama dan kini Selo. Mobil ini punya akselerasi tinggi dan menyerupai Lamborghini. Biaya perakitannya murah karena hanya butuh kemampuan baterai serta komponen listrik lainnya.
Hanya saja mobil ini tidak lolos uji emisi (mobil listrik tidak punya emisi) dari pemerintah sehingga tidak jadi di produksi. Sungguh sangat disesalkan, karena negara maju kini mulai menanggalkan mobil berbahan bakar fosil ke mobil listrik.
Ini sebenarnya peluang Indonesia sekaligus kesempatan besar, mungkin bila saja Indonesia ngotot dengan proyek mobil nasional buatan negeri. Sudah pasti ketinggalan jauh dengan pabrikan ternama dunia, sedangkan mengandalkan mobil rakitan produk lain tidak menggambarkan jati diri bangsa.
Kesempatan itu hadir lewat mobil listrik, sesuai dengan perkembangan Revin 4.0 yang ramah lingkungan serta mengandalkan energi listrik. Apalagi teknologi di mobil listrik tidak terlalu jauh, mungkin baru ada nama besar seperti Tesla Motor, Faraday Future atau Lucid Air di sana, sedangkan di negara Asia baru pabrikan Jepang, Nissan Motor yang memulainya.
Pengembangan ini bisa bekerja sama dengan perusahaan di atas yang sudah mapan atau bahkan merakitnya di Indonesia. Sudah pasti akan ada banyak permintaan yang hadir sekaligus menurunkan harga kendaraan listrik yang saat ini dinilai sangat mahal. Bukan hanya mobil saja, bisa saja kendaraan lainnya yang menggunakan tenaga listrik.
Selain itu bisa menekan angka kebisingan dan buangan emisi di jalan raya yang sudah di ambang batas parah. Itu semua diawali dengan membangun ekosistem pada kendaraan listrik. Dimulai dengan mempromosikan pada masyarakat, membangun power station di berbagai lokasi strategis, bengkel servis baterai serta perangkat teknologi hingga tenaga ahli dari anak bangsa. Pastinya bidang ini akan mengangkat harkat bangsa di mata dunia khususnya pad industri kendaraan listrik.
3. Bidang kimia
Bukan sesuatu yang asing bila Indonesia terkenal dengan pengimpor bahan baku kimia dasar di era sebelumnya. Namun kini bidang ini berbenah dengan lahirnya beragam pabrik petrokimia dalam memutus mata rantai impor. Ada banyak alasan dan salah satunya adalah banyak sumber daya alam berupa migas dan manusia di bidang ini. Sekaligus menargetkan pasar industri kimia secara global.