Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

DWP Kembali Mentas dan Anggapan Keliru Mengenai Konser EDM

14 Desember 2017   14:06 Diperbarui: 16 Desember 2017   10:32 4179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Salah satu set panggung dalam perhelatan Djakarta Warehouse Project 2016 di JIEXpo Kemayoran, Sabtu (10/12/2016) bernama Garudha Land. Panggung ini merupakan yang terbesar dari tiga panggung yang tersedia di venue.

www.youtube.com
www.youtube.com
Berikut ini sejumlah anggapan yang sering terlontar dan saya selaku penikmat musik bisa menjelaskan dan menjabarkannya. Apa sajakah itu, berikut ulasannya:

EDM identik dengan remix
Pernyataan seperti ini sangat sering keluar dari para pendengar sekilas akan EDM. Bagi mereka, EDM banyak memanfaatkan musik yang telah terlebih dahulu populer dan kemudian diremix ulang sedemikian rupa. Nyatanya tidak seperti, malah banyak dari musik tenar saat ini berasal dari genre EDM.

Di dalam proses pembuatan musiknya hampir sama dengan musik saat ini. Mulai dari susunan instrumen yang baik, beat, dan mixing seakan membuat jadi musik yang enak didengar. Terbukti banyak musik EDM tak hanya mengandalkan beatdan instrumen musik kosong saja, seperti berkolaborasi dengan penyanyi ternama.

Para DJ produser juga bekerja sama dengan penyanyi ternama dalam menggarap lagu. Banyak dari DJ Produser yang kebanjiran job bekerja sama dengan penyanyi mengingat besarnya animo musik EDM saat ini.

Hanya modal play and push
Sejumlah DJ dan Produser EDM dianggap hanya bisa beraksi karena bermodal perangkat midi controler, CDJ, dan turntable. Lalu tinggal play dan push musik yang sudah ada di display. Pura-pura berdansa bersama para penonton, terlihat begitu gampang.

Nyatanya tidak, malah lebih sukar dari yang dibayangkan. DJ Produser harus merekam, mengedit, memproduksi file lagu, musik dan sejumlah efek suara di studio menjadi satu musik kompleks dan enak didengar. Proses ini memakan waktu yang lama dan pasti ia tak mau fansnya kecewa dari setiap penampilannya.

Apalagi sejumlah fans punya sejumlah tuntunan besar agar selalu ada penyegaran lagu setiap penampilan. Pasti sang DJ harus berpikir keras menciptakan tracklist yang disukai penonton. Itulah mengapa, kemampuan wajib seorang DJ adalah mengetahui musik yang populer dan bisa dikolaborasikan dengan lantunan musiknya  saat tampil.

Hanya punya satu genre
Anggapan lain yang melenceng adalah EDM hanya satu jenis musik yang salah. Nyatanya ada begitu banyak subgenre dari EDM, seperti House, Electro Trance, Dubstep, Techno, Trap sampai dengan Hardcore.

Setiap aliran musik punya BPM (Beat Per Minute) yang berbeda, tergantung genrenya. Setiap EDM berada di kisaran 125 - 135 BPM. Kehebatan EDM ialah mampu berkolaborasi dari berbagai genre musik lainnya yang berseberangan.

Misalnya RnB, Pop, Hip-hop, Jazz, dan berbagai musik daerah yang diaransemen sedemikian rupa menjadi terdengar segar. Apalagi musik lintas genre kini sangat digandrungi saat ini dan berada pada chart billboard musik dunia.

Semuanya serba elektronik
Proses pembuatan musik EDM banyak bersinggungan dengan instrumen yang tak hanya virtual elektronik. Ada pula instrumen musik sederhana dikolaborasikan seperti drum gitar, snare, piano, biola dan berbagai unsur suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun