***
Jean-Luc dan Claire duduk di depan pintu gudang anggur, menatap bintang-bintang yang berkelip di langit Provence. Jean-Luc, dengan pikiran yang kacau oleh peristiwa malam itu, merasa kehilangan harapan untuk menemukan Amelie.
Namun, saat mereka bersiap untuk meninggalkan gudang anggur, sebuah suara lembut terdengar dari kegelapan. "Jean-Luc?" suara itu memanggil, hampir tidak terdengar di atas angin malam. Jean-Luc terdiam, hatinya berdebar kencang. Ia berbalik dan melihat sosok yang berdiri di pintu gudang, bayangannya diterangi oleh cahaya bulan.
"Amelie."
Amelie melangkah perlahan, wajahnya penuh dengan air mata dan senyum yang lelah. "Aku tahu kamu akan menemukanku," ucapnya dengan suara yang bergetar.
Jean-Luc, yang tidak percaya dengan apa yang ia lihat, segera berlari ke arahnya, mereka berpelukan saling melepas rindu. Amelie menjelaskan bahwa ia harus menghilang untuk melindungi dirinya dari Antoine, yang obsesinya menjadi ancaman bagi keselamatannya. Ia telah meninggalkan petunjuk-petunjuk itu, berharap bahwa hanya Jean-Luc yang akan dapat memecahkannya dan menemukannya.
Sayangnya, Antonie sempat mengetahui beberapa petunjuk yang Amelie berikan, Antonie sempat beberapa kali mencurigai gudang anggur itu sebagai tempat persembunyian Amelie, dengan kecerdasan dan pengalamannya memadu kasih dengan seorang detektif membuat Amelie dapat menghilangakan jejaknya.
Claire, yang menyaksikan Jean-Luc dan Amelie dari kejauhan, hanya tersenyum dengan perasaan yang campur aduk. Ia tahu bahwa cintanya kepada Jean-Luc harus berakhir saat itu juga, tetapi ia juga merasa lega, karena sahabatnya Amelie masih hidup.
-Tamat-