Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Iblis Lebih Pandai Beribadah Ketimbang Manusia

28 Mei 2024   14:38 Diperbarui: 28 Mei 2024   14:38 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh lalesh aldarwish dari pexel.com

Atai dan induk anak-anak itu dulu pernah satu sekolah di SD, karena nakal, Atai dikirim ke Jawa. Dia kembali ke kampung ini dan tinggal di desa sebelah setelah menikah dan punya dua anak selama tinggal di Jawa, setelah aku selidiki hasil dari bertanya pada Yusri kawan istriku, Atai kabur dari Jawa ke kampung ini karena terlibat kasus penipuan.

Kau tanya padaku bagaimana mereka berdua bisa bertemu?

Seharusnya pertanyaan itu kau tanya saja pada Tuhan, mengapa mereka berdua dipertemukan? Bukankah menjadi ujian bagi mereka, anak-anak mereka, keluarga mereka, lalu untuk apa kau bertanya? Kita seharusnya membatu mereka, mendoakan yang terbaik untuk mereka.

***

"Rampok, kalian semua..." teriak induk anak-anak itu di muka rumah.

Mendengar teriakkan itu membuatku segera berhamburan mengampiri rumah induk anak-anak itu, "Yur, Padri, Basri... kenapa ribut-ribut?" tanyaku ketika menghampiri mereka.

"Ungku," sapa mereka beramai-ramai, mereka cepat-cepat meraih tangan kananku lalu diletakkannya di kening mereka satu-persatu.

"Yur..." Aku memanggil anak tertua, "Kembalikan surat sawah itu," Aku menunjuk lembaran-lembaran kertas yang sedang digenggam oleh Yurnalis.

"Tapi... Ungku..."

"Sudah, berikan saja surat sawah itu padanya," ucapku sambil merangkulnya. "Ungku sudah tahu masalahnya, Ungku juga sudah tahu siapa laki-laki yang mendekati Mak kalian."

"Kalau Ungku dah tau, kenapa tak Ungku larang?" tanya Padri tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun