***
SUTARJI kembali ke rumah penduduk tempat teman-teman sesama KKN-nya menginap selama bertugas di desa itu dalam keadaan lemah dan ketakutan, teman-teman Sutarji dan beberapa penduduk desa menolongnya, memberikan perawatan seadanya, karena jarak rumah sakit yang sangat jauh dari desa.
Setelah beberapa hari, Sutarji siuman, namun satu hal yang tidak pernah hilang setelah kejadian itu, setiap kali dia memejamkan mata, sosok dukun dengan pakaian serba hitam dengan wajah Pak Surono itu selalu hadir dalam mimpinya, laki-laki dengan pakaian sebra hitam itu selalu mengingatkannya, bahwa kutukan dari desa itu masih akan terus membayanginya, menunggu waktu yang tepat untuk menyeretnya kembali ke dalam kegelapan yang abadi.
-Tamat-