Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Menulis Untuk Hidup

28 November 2023   08:08 Diperbarui: 28 November 2023   08:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Achraf dari pexel.com

Namun, tanpa disadari, setiap kata yang ditorehkan oleh tangannya adalah sejumput obat untuk penyembuhan dirinya. Tanpa menyadari, setiap paragraf yang tercipta adalah sebuah jembatan menuju hati pembacanya. Tidak terpikirkan bahwa setiap kalimat yang dihasilkan adalah ungkapan sejati dari dirinya. Sungguh tak disadari bahwa setiap huruf yang dituliskan adalah langkah untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

***

Suatu hari, dalam balutan kata-kata di dalam blognya, Radit mendapati sebuah pesan yang menyentuh hatinya. Pesan itu menjadi sinar kecil yang merayap keluar dari kegelapan yang selama ini merangkulnya. Isinya tak hanya sekadar kata-kata, melainkan ungkapan dukungan dan penghargaan dari salah seorang pembacanya.

Pesan itu membuka mata Radit pada kenyataan bahwa tulisannya bukan sekadar merangkai keraguan dan pertanyaan, melainkan juga menyentuh dan menginspirasi orang lain. Ketika Radit meresapi arti sejati dari pesan tersebut, kegelapan dalam dirinya sedikit demi sedikit tergantikan oleh cahaya harapan. Perlahan, blognya tidak hanya menjadi tempat untuk melampiaskan emosinya, melainkan juga sumber inspirasi bagi orang lain.

Radit pun merasa terhubung dengan pembacanya, merasakan bahwa setiap kata yang ditulisnya memiliki makna yang mendalam. Dalam prosesnya menemukan arti hidup, ia tidak hanya menyembuhkan diri sendiri, tetapi juga menjadi penyemangat bagi orang lain yang mungkin merasakan hal serupa. Pesan di blognya menjadi pendorong yang memacu semangat Radit untuk terus berkarya, menulis dengan penuh makna, dan merajut kisah hidupnya yang penuh perubahan.

-Tamat-

Iqbal Muchtar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun