Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Isnin di Tanah Jawa

21 November 2023   08:08 Diperbarui: 21 November 2023   08:20 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Oscar Portan

Mungkin kau akan berubah ketika kau di tanah Jawa, karena kau sudah punya tanggung jawab sebagai penulis di kolom itu, mungkin kau tak berdasi hanya kemeja, atau mungkin saja kau berkaus kutang tanpa sarung.

Kau akan pergi besok pagi-pagi, tak perlu lagi kau tengok kebelakang, langkau kau itu sudah diberkati.

***

TUJUH BULAN, ajo Eri sudah tidak lagi mempermasalahkan apa yang sudah menjadi titahnya.

Kring.” Bel dari sepeda pengantar surat yang sudah lama sekali ditunggu-tunggunya berdiri di depan rumah, pagi-pagi sekali.

“Uni Ta, ada surat dari Jakarta,” teriak uda Arifin dari kejauhan. Yurnita segera berlari dari dapur menuju teras rumahnya untuk mengambil surat itu.

“Siapa pengirimnya, Uda?” tanya Yurnita penasaran.

“Eti,” jawabnya.

“Pos kilat ini uni, sepertinya berita penting.”

Yurnita mengharapkan surat itu dari Basri anak laki-laki harapannya, namun surat itu tak kunjung tiba, dengan rasa penasaran ia segera merobek surat itu.

Beberapa saat setelah membaca lembar demi lembar, air matanya menetes, merayap melewati garis-garis usia di wajahnya bagai jejak-jejak sejarah yang tercatat dengan jelas. Setiap tetesnya membawa cerita, mengisahkan kilas balik akan momen-momen yang membuatnya terluka, matanya memancarkan kepedihan, buliran kecewa yang menggantung pada aliran emosi yang mengalir dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun