Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Secercah Mimpi di Tepi Barat

15 Oktober 2023   08:19 Diperbarui: 15 Oktober 2023   08:19 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh detik.com

Aku memulai pelajaran hari ini dengan menyanyikan lagu kebangsaan Palestina bersama murid-muridku. Kami menyanyikannya dengan penuh semangat dan haru. Kami bangga menjadi orang Palestina, meskipun kami harus hidup di bawah penjajahan Israel. Kami percaya bahwa suatu hari nanti, kami akan bisa merdeka dan hidup damai.

Setelah itu, aku mengajar matematika, bahasa Arab, sejarah, dan agama islam. Aku menggunakan metode-metode yang menarik serta menyenangkan untuk mengajar murid-muridku. Aku memberikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari, membuat permainan-permainan edukatif, dan memberikan pujian-pujian kepada murid-muridku yang rajin dan berprestasi agar mereka terus mengerjar impiannya. Aku juga mengajarkan mereka tentang nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan perdamaian. Aku ingin mereka tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kuat, dan pemberani.

Bangunan sekolah pun sudah tidak layak di sebut tempat untuk menggali ilmu, setengah dari bangunan itu sudah lenyap, rata dengan tanah, namun tidak menyurutkan semangatku juga murid-muridku untuk terus menggali ilmu untuk masa depan yang lebih cerah.

***

Setiap hari selalu saja ada pertanyaan-pertanyaan menarik yang terlontar dari pikiran mereka, aku sangat senang dengan pemikiran-pemikiran mereka yang luar biasa.

Salah satu muridku Ilham bertanya, “Apa itu pendidikan? Apa itu ibadah? Apa itu toleransi?”

Aku menjawab dengan senyum di wajahku, aku bangga dengan rasa keingintahuan yang tinggi dari murud-muridku, “Pendidikan adalah proses untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan yang berguna untuk hidup, Anak-anak,” jawabku sambil melirik ke arah Ilham salah satu muridku yang paling cerdas, “Ibadah adalah proses untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, Anak-anak,” ungkapku, “Toleransi adalah proses untuk menghormati dan menghargai perbedaan dan keragaman yang ada di antara manusia, Anak-anak.”

Murid-muridku bersahutan mengatakan, “Kami mengerti sekarang, Pak Guru. Kami akan belajar dengan rajin untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan yang berguna untuk hidup. Kami akan beribadah dengan taat untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang. Kami akan bertoleransi dengan baik untuk menghormati dan menghargai perbedaan dan keragaman yang ada di antara manusia.”

“Saya bangga pada kalian semua, Anak-anak. Kalian adalah murid-murid yang cerdas, kuat, juga pemberani. Kalian adalah generasi yang dapat mengharumkan nama bangsa. Kalian adalah harapan terbesar untuk perdamaian,” tuturku penuh dengan semangat

“Terima kasih, Pak Guru. Bapak adalah guru yang baik, bijaksana, dan sabar. Bapak adalah panutan yang teladan bagi kami. Bapak adalah pahlawan terbesar untuk Palestina,” teriak mereka bersahutan silih berganti.

Dihari yang lain ada yang bertanya, “Mengapa kita harus bersabar dan berusaha? Mengapa kita harus belajar dan berdoa? Mengapa kita harus bersatu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun