Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Hanya Anak Jalanan

13 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 13 Oktober 2023   08:17 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Jansel Ferma dari pexel.com

"Kemana mobil yang menabrak nenek?" tanya pria itu kepadaku.

"Lari pak, tabrak lari" jawabku segera.

"Kenapa nenek di sini sendirian?" laki-laki itu terlihat sangat khawatir.

"Anak ini ... dia ..." wanita tua itu menunjuk wajahku.

Pria itu menoleh ke arahku, dan menatapku dengan sorot mata heran, ia terlihat panik juga bingung. Dia berkata dengan suara terkejut, "Benarkah? Tapi... tapi... dia sangat mirip dengan..." kata-katanya tercekat, entah apa penyebabnya.

Wanita tua itu mengangguk, ia berkata dengan suara haru, "Ya, nak. Dia sangat mirip dengan Radit, cucuku yang hilang. Mungkin ini adalah pertanda dari Tuhan. Mungkin benar dia itu cucuku yang hilang." Suara wanita itu parau.

Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Apakah mungkin aku adalah cucu dari wanita tua ini? Apakah mungkin aku punya keluarga yang kaya dan mencintaiku?

Aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan semua terasa tercampur aduk antara senang, sedih, bingung, dan takut.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?

***

Pria itu segera mengambil ponselnya, kudengar ia menelpon ambulans atau mungkin rumah sakit, entahlah. Dia juga meminta sopirnya untuk mengambil tas dari mobilnya. Dia berkata kepada wanita tua itu, "Nenek, kita harus segera pergi ke rumah sakit. Aku khawatir dengan keadaanmu. Dan kita juga harus membawa anak ini bersama kita. Kita harus memastikan apakah dia benar-benar anak kak Nayla atau bukan." Pria itu kembali berdiri setelah mengatakan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun