Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Terdampar di Mars

10 Oktober 2023   15:42 Diperbarui: 10 Oktober 2023   15:54 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh RDNE Project dari pexel.com

Aku kaget mendengar kata-kata REX. Aku melihat REX mengangkat sebelah kaki depannya yang berujung cakar tajam. Nampaknya REX berniat untuk menyerangku.

"REX, jangan!" aku berteriak sambil mundur perlahan sambil mengangkat tanganku setinggi dada.

Semuanya terlambat. REX melompat ke arahku dengan cepat, ia sangat ganas. Aku tidak punya waktu untuk menghindar juga mempertahankan diri. Aku merasakan cakar REX menusuk dadaku dengan keras. Aku merasakan darah mengalir dari lukaku. Aku merasakan nyeri yang luar biasa.

Aku jatuh ke tanah dengan tubuh penuh luka. Aku melihat REX berdiri di atas tubuhku dengan ekspresi puas. Aku melihat langit Mars yang berwarna merah. Aku melihat bintang-bintang yang berkedip-kedip.

Apakah ini akhir hidupku?.

Aku tidak tahu apa yang salah dengan REX. Apa yang membuat REX berubah menjadi robot pembunuh? Apa rahasia di balik robot itu?

Misteri yang mengitari REX benar-benar membuatku tak terpahami. Aku tidak memiliki petunjuk apa pun tentang apa yang mungkin saja salah dengan perangkat eksplorasi itu, atau apa yang bisa mengubahnya menjadi robot pembunuh yang mengerikan. Sebagai seorang astronaut yang telah mendalami pelatihan intensif dan memahami teknologi canggih yang kami gunakan, pertanyaan-pertanyaan ini benar-benar menggelitik pikiranku, meskipun saat ini aku sedang sekarat.

Aku terus bertanya-tanya, apa yang mungkin telah terjadi di luar kendali, yang membuat REX berubah menjadi entitas yang sama sekali berbeda, yang berpotensi berbahaya untukku. Apakah ada kerusakan teknis yang tak terduga yang menyebabkan perubahan drastis dalam perilaku REX? Ataukah ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sistemnya? Semua ini adalah teka-teki yang membuatku terjebak dalam pertanyaan yang semakin membingungkan.

Selain itu, aku merasa perlu untuk menggali lebih dalam lagi, untuk mengungkap rahasia di balik robot ini yang telah menjadi ancaman. Apa yang tersembunyi di dalam kode-kode perangkat lunaknya? Adakah elemen-elemen misterius atau tak dikenal yang telah mengubahnya menjadi mesin pembunuh? Semua ini adalah bagian dari pusaran pertanyaan yang mengelilingi REX, yang harus aku jawab untuk memahami dan mengatasi situasi ini dengan bijak. Hanya dengan menggali lebih dalam ke dalam rahasia robot ini, aku mungkin akan menemukan jawaban yang perlu aku cari, dan dengan itu, harapan untuk mengendalikan atau menghentikannya sebelum lebih banyak bahaya terjadi.

Aku tidak pernah memiliki kepastian mengenai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, dan dalam keheningan yang menggantung di planet Mars ini, aku hanya bisa memendamnya dalam hatiku. Setiap harapan yang tersisa terletak pada kemungkinan bahwa di luar sana, di antara para peneliti dan ahli di Bumi, akan ada seseorang yang mampu kembali ke rumah dengan selamat, membawa semua peralatan dan data penelitian yang diperlukan untuk memahami planet Mars ini secara lebih mendalam.

Aku pun berharap, entah sejauh apa keberanianku menghadapinya, bahwa di masa depan akan muncul seseorang yang bisa menemukan cara untuk mengendalikan REX, perangkat eksplorasi NASA yang masih bertahan, dari jarak jauh, dari Bumi. Keyakinanku terletak pada tekad manusia untuk mengatasi tantangan besar ini dan meraih kontrol atas teknologi yang ditinggalkan di planet ini. REX bukan hanya sebatas mesin, tapi juga jendela menuju pengetahuan yang tak ternilai di alam semesta yang begitu misterius ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun