"Hei, bagaimana kalau aku memainkan lagu favoritku untukmu. Lagu ini sangat spesial bagiku, karena lagu ini mengingatkanku pada seseorang yang sangat aku cintai," ujarnya sambil menatap mataku dengan penuh perasaan.
Dia mulai memainkan lagu yang indah dan menyentuh hati. Aku tidak tahu judul lagunya, tapi aku merasakan emosi yang kuat dari nada-nadanya. Aku mendekatkan diriku kepadanya dan menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia memeluk pinggangku dengan lembut dan mencium rambutku dengan mesra setelah ia selesai memainkan lagu yang indah itu.
Aku merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi yang indah. Aku tidak pernah merasakan cinta seperti ini sebelumnya. Aku berharap malam ini tidak akan pernah berakhir.
Tapi, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dengan keras dan masuk beberapa orang berseragam polisi. Mereka membawa senjata dan menodongkannya ke arah kami.
"Angkat tangan … Anda ditangkap! Kamu adalah seorang buronan yang sedang dicari karena kasus pembunuhan!" teriak salah satu polisi.
Aku terkejut, aku gemetar ketakutan. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku menoleh ke arah Radit dengan tatapan tak percaya.
"Radit, apa-apan ini? Apa yang mereka katakan itu benar? Kamu seorang pembunuh?" tanyaku dengan gemetar.
Radit menatapku dengan wajah pucat, ia terlihat sedih, lalu menggenggam tanganku erat-erat.
"Maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud menipumu. Aku memang seorang narapidana yang sedang melarikan diri dari penjara. Aku membunuh orang yang mencoba merebut orang yang aku cintai. Aku tidak tahan melihat dia bersama orang lain. Aku sangat mencintainya, dan lagu ini adalah lagu yang kami nyanyikan bersama," katanya sambil menunjuk piano.
Aku terdiam dan hanya bisa menangis. Aku tidak bisa memahami apa yang dia katakan. Aku merasa sakit hati ketika ia mengatakan itu.
"Kamu mencintai orang lain? Bukan aku?" tanyaku dengan suara lirih.