Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Melepaskan Pandangan untuk Berpisah Selamanya

12 September 2023   17:18 Diperbarui: 12 September 2023   17:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia teman ketika kamu masih SMP, bukan?"

"Ehm." Aku mengangguk, aku berharap Dika tidak berfikir yang macam-macam tentangku

Dika pun mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dan membukanya di depanku. Di dalamnya ada sebuah cincin berlian yang indah. Dia lalu memegang tanganku dan melamarku.

"Apa kamu mau menikah denganku?" dia bertanya sambil menatap mataku.

"Ya, aku mau." aku menjawab pertanyaan itu sambil meneteskan air mata. Aku menantikan momen ini, aku menunggu seseorang melamarku.

Dika pun memasangkan cincin itu di jariku dan mencium tanganku. Aku pun memeluknya erat dan mencium pipinya. Kami pun berpelukan sambil menikmati momen bahagia itu.

Di seberang kami, Radit juga tersenyum melihat kami. Dia lalu berbisik sesuatu ke telinga istrinya, sepertinya mereka ingin pergi dari retoran itu. Mereka pun berdiri dari meja mereka dan berjalan menuju pintu keluar.

Sebelum keluar, Radit menoleh lagi ke arahku dan memberikan isyarat dengan matanya. Isyarat yang artinya "Selamat ya, semoga kamu bahagia."

Aku pun membalas isyaratnya dengan matanya juga. Isyarat yang artinya "Terima kasih, semoga kamu juga bahagia."

Lalu, kami saling melepaskan pandangan kami dan berpisah untuk selamanya.

-Tamat-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun