Aku terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja aku lihat. Dia masih tampan seperti dulu, tapi Radit yang sekarang lebih dewasa dan berwibawa. Matanya masih bersinar-sinar, tapi lebih teduh dan bijaksana. Rambutnya masih hitam pekat, lebih rapi dan pendek dengan gaya potongan rambut yang sama, belah pinggir.
"R...Radit?" balasku sambil berusaha menenangkan diri.
"Iya, aku Radit. Kamu tidak mengenaliku lagi?" dia bertanya sambil tertawa.
"Tentu saja aku mengenalimu. Kamu adalah teman sebangkuku saat SMP." aku menjawab sambil tersenyum.
"Betul sekali. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi." dia berkata sambil duduk di kursi di sebelahku.
"Senang bertemu denganmu juga." aku balas sambil merasa gugup.
Kami pun mulai berbincang-bincang tentang hal-hal yang terjadi selama kami berpisah. Aku mendengar bahwa dia sudah menjadi seorang dokter spesialis bedah di rumah sakit terkenal. Dia juga sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang lucu. Aku merasa sangat senang, tapi juga sedih karena dia sudah milik orang lain.
Radit juga tahu, aku menjadi seorang penulis novel yang cukup terkenal saat ini. Dia juga membaca beberapa karyaku dan memuji gaya penulisanku. Dia bilang bahwa dia selalu suka membaca tulisanku sejak saat SMP dan selalu mengagumi imajinasiku. Aku merasa bangga dan senang karena dia masih mengingat hal-hal kecil tentangku.
Kami terus bercerita sampai acara reuni selesai. Kami saling bertukar nomor telepon dan berjanji untuk tetap berkomunikasi. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan Radit lagi dan merasakan kembali ke dalam sebuah kenangan masa lalu yang pernah singgah di hati kami.
Tapi aku juga merasa bingung karena ada sesuatu yang berubah di hatiku. Aku merasakan rasa cinta yang sudah lama terpendam kembali muncul. Aku ingin kembali merajut cinta bersama Radit, tapi aku tahu itu tidak mungkin. Dia sudah memiliki keluarga yang bahagia dan aku tidak ingin mengganggunya.
Aku pun memutuskan untuk menyimpan perasaanku sendiri dan hanya menjadi teman baik untuk Radit. Aku berharap bahwa suatu hari nanti, aku bisa menemukan seseorang yang mencintaiku seperti aku mencintai Radit. Aku berharap bahwa suatu hari nanti, aku bisa bahagia seperti Radit, dan aku juga berharap bahwa suatu hari nanti, aku bisa melupakan Radit.