Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Melepaskan Pandangan untuk Berpisah Selamanya

12 September 2023   17:18 Diperbarui: 12 September 2023   17:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Maksim dari pexel.com 

Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan bertemu dengan cinta pertamaku lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Radit, dia adalah teman sebangku ku saat SMP dulu. Kami sering bercanda, berbagi cerita, dan saling membantu dalam segala hal. Aku merasa nyaman bersamanya, tapi aku tidak berani mengungkapkan perasaanku. Aku takut dia akan menolakku atau menganggapku aneh.

***

Sebuah undangan acara reuni SMP yang diadakan di sebuah hotel yang singgah di ponselku beberapa hari yang lalu.

Aku ragu-ragu untuk datang, tapi teman-temanku meyakinkanku bahwa acara itu pasti akan sangat menyenangkan. Aku pun memutuskan untuk pergi ke sana dengan harapan bisa melihat Radit lagi.

Aku ingin tahu bagaimana kabarnya, apakah dia sudah menikah atau belum, apakah dia masih ingat aku atau tidak?.

***

Aku sampai di hotel dan masuk ke ruangan yang sudah disiapkan panitia untuk acara reuni. Aku melihat banyak wajah-wajah yang sudah berubah dengan sangat drastis. Ada yang lebih gemuk, ada yang lebih kurus, ada yang lebih sukses, ada yang lebih sederhana.

Aku mencari-cari Radit di antara mereka, tapi aku tidak menemukannya. Aku merasa kecewa dan sedih.

Aku duduk di salah satu kursi yang kosong dan menunggu acara dimulai. Aku merasakan ada yang menyentuh pundakku dari belakang. Aku menoleh dan terkejut melihat Radit berdiri di sampingku dengan senyum lebar.

"Hai, apa kabar? Lama tidak bertemu." katanya sambil mengulurkan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun