"Aku Nala" jawabku saat itu.
Semenjak hari itu, kami menjadi tak terpisahkan. Setiap hari terasa istimewa saat kami bersama. Kami mengejar impian kami masing-masing, tetapi selalu saling mengisi kekurangan satu sama lain. Warna merah jambu mantel hujannya kini menjadi lambang kebahagiaan dan inspirasi dalam hidupku.
Hingga saat ini, matahari masih bersinar cerah di langit. Aku menyesap kopi hangat dalam cangkirku dengan senyum merekah di bibirku.Â
Terkadang, ketika hujan turun lagi, aku selalu teringat kembali bagaimana pelangi bisa muncul di tengah-tengah badai, dan bagaimana pertemuan tak terduga itu membawa pelangi ke dalam hidupku.
-Tamat-
Iqbal Muchtar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H