Aku berlari meraih telepon genggamku, "Nala... Halo Nal, Aku bikin lagu baru." Teriakku.
"Mmmm... berapa hari kita tidak komunikasi, sekalinya telepon cuma kasih kabar baru selesai bikin lagu." Nala dari sisi lain telepon genggam itu berbicara dengan nada datar dan sepertinya sedikit kesal.
"Maaf Nala" Jawabku.
Nala seorang penulis, kami bertemu di kampus, aku jurusan teknik Nala jurusan Sastra, kami bertemu dalam sebuah acara besar di kampus kami, Nala pacarku.
"Maaf..." Ujarnya, "Selalu maaf."
"Aku tidak bisa membagi waktuku dengan kamu, maaf ya Nala" Pintaku.
"Mungkin hari ini hari yang tepat untuk kita berpisah"
"Hah..."
"Kamu pasti mengerti maksud pembicaraan kita, bukan?"
"Nala, kamu bercanda kan?"
"Canda itu hilang di curi waktu, tawa itu lenyap dibawa impian, tersisa hanya piring yang dikerubungi oleh semut-semut yang merasa bosan menghabiskan canda dan tawa itu" Sahut Nala dengan lantang.