Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Perjalanan di Balik Kaca Bus Kota

2 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 3 Agustus 2023   20:19 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Sultan Raimosan dari pexel.com 

Saat Rena turun dari bus, dia berpaling ke arah Pak Surya dan berkata, "Terima kasih Pak Surya, perjalanan hari ini menjadi lebih menyenangkan meski hujan menghalangi kita. Bapak benar-benar sopir yang hebat!"

Pak Surya tersenyum bangga dan berkata, "Terima kasih, Rena. Kamu dan para penumpang lainnya adalah alasan saya senang menjadi sopir bus Kopaja ini setiap hari."

Perjalanan Kopaja terus berlanjut dengan canda-tawa dan cerita-cerita menarik di dalamnya. Hujan pun mereda, tetapi kehangatan persahabatan yang terjalin di antara penumpangnya terus bersinar seperti sinar matahari yang muncul di balik awan kelabu. 

Bus kota hijau ini tetap menjadi saksi dari kisah-kisah unik di balik kaca-kacanya, mengantarkan penumpangnya menuju tujuan mereka dengan senyuman dan kenangan yang tak terlupakan.Top of Form

Kopaja itu kemudian melanjutkan perjalanannya menuju tempat lain, meninggalkan kesan-kesan yang berharga bagi para penumpangnya. 

Perjalanan bus Kopaja pada hari itu mungkin penuh dengan tantangan, tapi kisah persahabatan dan semangat yang di hadapinya telah menjadi pengalaman berharga bagi mereka semua.

Seiring berjalannya waktu, Budi, Rena, Pak Amat, serta penumpang lainnya terus naik Kopaja ini setiap harinya. Perjalanan mereka bukan hanya sekadar rutinitas, tapi sebuah petualangan di balik kaca bus kota yang merangkul mereka dalam kisah hidup dan kebersamaan. 

Ketika mereka melihat bus hijau itu berhenti di depan mereka, mereka tahu bahwa perjalanan penuh warna dan kejutan telah menanti di dalamnya.

"Bunda... Bunda..." anakku memanggil

"itu bus apa?" ia menunjuk salah satu foto di album

"itu namanya Kopaja nak" ketika menjelaskannya terbayang kenangan indah bersama bus kota yang berwarna hijau itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun