Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Istriku Menggemaskan

29 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2023   16:07 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita mau masak apa?" tanyaku bingung.

"Cucinare la zuppa" Ia berakting seperti chef ala italia.

"Nay... aku gak tahu cara masak sup!" Aku berusaha meyakinkan Nayla, aku takut ia muntah setelah makan masakanku.

Ia berusaha meraih rambutku dari belakang, namun karena perutnya yang semakin membesar ia kesulitan meraihnya, aku menoleh, terlihat lucu sekali, istriku sangat menggemaskan.

"Ngak nyampe nih!" Tukasnya kesal. Ia tidak kehabisan akal, kali ini pinggangku yang jadi sasarannya.

"Aduh..." Nayla mencubit pinggangku.

"Nah... ini berfungsi dengan baik," Ucapnya setelah mencubit pinggangku. Wajahnya yang cantik menyelinap dipundak kiriku.

"Ayo ambil semua sayuran itu, potong-potong," Persis seperti adegan film Ratatouille, ketika Remi si tikus itu memerintah Alfredo untuk memotong sayuran dan memasukan semua bumbu-bumbu kedalam sup.

Aku menuruti semua perintahnya, sudah pasti pinggangku biru karena cubitannya, tidak masalah bagiku. Rasanya seperti menjadi chef, memotong-motong sayuran dengan penuh semangat. "Lebih kecil lagi, sayang," ucapnya sambil memberikan senyum manis yang menghanyutkan tidak lupa cubitan itu.

Canda dan tawa terdengar menggema di dapur. Ketika Nayla mencicipi kuah sup yang kuolah, tiba-tiba wajahnya berubah karena rasanya tidak enak. Kami berdua tertawa, dan tak ada yang bisa menandingi kebahagiaan kami saat bersama.

"Kurang garem," sahutnya. Aku segera menuang garam kedalam sup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun