Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tanteku Monster

27 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 27 Juli 2023   10:07 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detik-detik berikutnya seperti berlangsung dalam kecepatan kilat. Aku merasa tak percaya, jantungku berdegup kencang, tangis kebahagiaan pun tak dapat kuhentikan. Ini adalah saat yang luar biasa bagiku, kemenangan yang membuktikan bahwa impianku tak sekadar khayalan belaka.

Suara dari balik telepon itu melanjutkan kata-katanya, "Tulisanmu sangat mengesankan, Belva. Ceritamu sungguh menyentuh hati dan memiliki daya tarik yang luar biasa. Selamat atas prestasimu!"

"Terima kasih, terima kasih banyak! Ini adalah momen yang luar biasa bagiku. Saya tak bisa berkata-kata." Jawabku sambil meangis.

"Kamu layak mendapatkannya, Belva. Impianmu untuk menjadi penulis terkenal semakin mendekati kenyataan. Teruslah menulis dan menginspirasi orang lain dengan kata-katamu" balas seseorang dari balik telepon itu

"aku akan terus menulis, aku takkan pernah melupakan momen ini dan juga dukungan dari banyak orang" aku terisak-isak ketika mengatakannya.

Setelah telepon berakhir, aku merasa seperti terbang di atas awan kesuksesan. Tangisku bercampur dengan tawa bahagia. Aku ingin membagikan kabar ini pada teman-teman sekelasku, terutama pada Pak Widjaya yang telah memberi dukungan dan inspirasi padaku.

Setelah hari pengumuman itu, perjalananku sebagai penulis semakin menarik. Kemenangan dalam lomba menulis tersebut membuka pintu bagi banyak kesempatan. Aku mendapat kontrak untuk menerbitkan buku pertamaku dan bisa berbicara di dalam acara-acara sastra.

Namun, yang paling berarti bagiku adalah momen saat aku menunjukkan surat pengumuman kemenangan pada Pak Widjaya. Wajahnya berseri-seri dan matanya penuh kebanggaan. Dia memelukku erat dan berkata, "Aku tahu kamu bisa melakukannya, Belva. Impianmu menjadi nyata, dan aku sungguh-sungguh bangga padamu."

Semua perjuangan dan rintangan yang aku hadapi menjadi berarti karena aku berhasil mencapai impianku. Hari itu mengajarkan padaku tentang pentingnya memiliki keyakinan pada diri sendiri, mendengarkan hati, dan terus berjuang menghadapi segala rintangan. Aku bersyukur atas setiap langkah yang telah membawaku pada kebahagiaan dan kesuksesan ini. Dan kini, aku siap untuk melanjutkan perjalanan menulisku, mengejar impianku dengan penuh semangat, dan menginspirasi banyak orang melalui kata-kataku.

"Belva..." bibi memanggilku dari lantai bawah.

"iya... sebentar" aku berteriak dari kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun