Aku menyadari bahwa cinta sejati tidak hanya datang dalam bentuk pasangan hidup, tetapi juga dalam bentuk persahabatan dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Dikoloni semut kami yang penuh dengan perasaan gembira, aku hidup dengan rasa sukacita. Patah hati yang dulu merasuki hatiku telah membentukku menjadi semut yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih mencintai diri sendiri. Aku tahu bahwa cinta sejati tidak selalu ditemukan di luar sana, tetapi juga di dalam hati kita sendiri.
"Riri... dari mana kamu mendapatkan gula sebanyak itu?" tanyaku ketka aku melihatnya sedang memboyong gula-gula itu masuk ke dalam sarang kami.
"Semut jantan itu yang memberikanku" jawabnya santai, ia menunjuk ke arah semut jantan yang masih berdiri di luar sarang kami.
"Apa..." aku terkejut "dia bilang apa?" sambungku dengan rasa penasaran.
"Dia mencintaiku"Â
"Lalu.."
"Aku menolaknya"
"Riri... kenapa kamu tolak"
"Dia bukan semut pilihanku, aku sudah jatuh cinta dengan semut lain, ia cerdas, tampan dengan tatapannya tajam, semut jantan pujaan hatiku itu selalu membuatku terbang melayang dengan gitarnya, membuatku berkhayal, berhalusinasi dengan untaian kata-katanya"Â
"Tapi... " Riri menutup mulutku, berusaha untuk menghentikanku berbicara "aku tidak patah hati meskipun aku tidak memilikinya, karena cinta tidak harus memiliki, melihatnya bahagia setiap hari sudah cukup untukku"