Mohon tunggu...
Iqbal Farhan
Iqbal Farhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka inovasi dan inspirasi baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efek Narkoba jangka panjang

2 Januari 2025   18:20 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:38 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh gambar narkoba yang di konsumsi

Narkoba atau narkotika adalah zat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan perubahan dalam fungsi mental dan fisik seseorang. Penggunaan narkoba telah menjadi masalah serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Masyarakat sering kali menganggap penggunaan narkoba hanya berdampak negatif dalam jangka pendek, seperti gangguan kesehatan, masalah hukum, dan dampak sosial. Namun, efek jangka panjang dari penggunaan narkoba sering kali lebih parah dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.

Artikel ini akan membahas berbagai efek jangka panjang dari penggunaan narkoba, termasuk dampak pada kesehatan fisik dan mental, dampak sosial, serta upaya pencegahan dan rehabilitasi.

Jenis-jenis Narkoba dan Penggunaannya

Sebelum membahas efek jangka panjang, penting untuk memahami jenis-jenis narkoba yang umum digunakan. Narkoba dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sumber dan efeknya:

1. Narkotika: Seperti morfin dan heroin, yang berasal dari opium.

2. Stimulant: Seperti kokain dan amfetamin, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat.

3. Depressant: Seperti alkohol dan benzodiazepine, yang menekan aktivitas sistem saraf pusat.

4. Halusinogen: Seperti LSD dan psilocybin, yang mengubah persepsi dan pengalaman sensorik.

5. Cannabis: Seperti ganja, yang memiliki efek psikoaktif.

                 

 Dampak Kesehatan Fisik

1. Kerusakan Organ

Salah satu efek jangka panjang dari penggunaan narkoba adalah kerusakan pada organ tubuh. Misalnya, penggunaan alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan sirosis hati, sedangkan penggunaan kokain dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), penggunaan narkoba dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

- Kerusakan otak: Penggunaan narkoba dapat menyebabkan perubahan struktural dan fungsional pada otak, yang dapat mempengaruhi memori, perhatian, dan kemampuan belajar.

- Masalah pernapasan: Penggunaan narkoba seperti heroin dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang serius.

- Penyakit menular: Pengguna narkoba suntik berisiko tinggi terinfeksi penyakit menular seperti HIV dan hepatitis.

2. Gangguan Mental

Selain dampak fisik, narkoba juga dapat menyebabkan gangguan mental yang serius. Penggunaan narkoba dapat memperburuk atau memicu masalah kesehatan mental, seperti:

- Depresi: Banyak pengguna narkoba mengalami depresi yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.

- Kecemasan: Narkoba juga dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan kecemasan, yang membuat seseorang merasa cemas secara terus-menerus.

- Psikosis: Beberapa narkoba, seperti LSD dan kokain, dapat menyebabkan psikosis, di mana seseorang kehilangan kontak dengan kenyataan.

 Dampak Sosial

1. Hubungan Interpersonal

Penggunaan narkoba sering kali menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal. Pengguna narkoba cenderung mengalami konflik dengan keluarga dan teman, yang dapat menyebabkan isolasi sosial. Dalam banyak kasus, pengguna narkoba kehilangan dukungan sosial yang penting, yang dapat memperburuk kondisi mental dan emosional mereka.

2. Masalah Ekonomi

Dampak jangka panjang dari penggunaan narkoba juga dapat dilihat dari segi ekonomi. Pengguna narkoba sering kali mengalami kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, yang dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius. Menurut laporan dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), biaya sosial dari penggunaan narkoba sangat besar, mencakup biaya kesehatan, penegakan hukum, dan hilangnya produktivitas.

3. Keterlibatan dalam Kriminalitas

Penggunaan narkoba sering kali terkait dengan perilaku kriminal. Banyak pengguna narkoba terlibat dalam kegiatan ilegal, seperti pencurian atau perdagangan narkoba, untuk mendukung kebiasaan mereka. Ini tidak hanya berdampak pada mereka secara pribadi, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.

Upaya Pencegahan dan Rehabilitasi

1. Pendidikan dan Kesadaran

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penggunaan narkoba adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan narkoba.Program pendidikan yang menekankan risiko jangka panjang dari penggunaan narkoba dapat membantu mengurangi prevalensi penggunaan di kalangan remaja dan dewasa muda.

2. Dukungan Sosial

Membangun jaringan dukungan yang kuat sangat penting bagi individu yang berjuang melawan kecanduan. Keluarga, teman, dan komunitas dapat berperan besar dalam membantu seseorang pulih dari kecanduan narkoba. Program rehabilitasi yang melibatkan dukungan sosial sering kali lebih berhasil dalam membantu individu pulih.

3. Pengobatan

Pengobatan untuk kecanduan narkoba dapat melibatkan terapi perilaku, konseling, dan penggunaan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi keinginan dan gejala putus zat. Banyak program rehabilitasi menawarkan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai metode untuk membantu individu pulih.

Kesimpulan

Pengaruh media sosial di kalangan anak di bawah umur sangat kompleks. Meskipun media sosial dapat memberikan manfaat, seperti peningkatan keterampilan sosial dan akses informasi, ada juga risiko serius yang harus diperhatikan, termasuk kecanduan, cyberbullying, dan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi positif media sosial sekaligus meminimalkan dampak negatifnya.

Referensi

  1. Valkenburg, P. M., & Peter, J. (2009). Social network sites as a new source of social capital. Journal of Computer-Mediated Communication, 14(4), 883-901.
  2. McCrae, D. C. E., & et al. (2019). The role of social media in the development and maintenance of identity. Journal of Adolescence, 76, 123-132.
  3. Keles, B., McCrae, N., & Grealish, A. (2020). A systematic review: The impact of social media on mental health in adolescents. Journal of Affective Disorders, 275, 165-176.
  4. Pew Research Center. (2018). Teens, Social Media & Technology 2018. Retrieved from Pew Research Center.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun